Jumat, 08 Mei 2015

MITOS


BAB  I
PENDAHULUAN
Bertutur tentang lingkup hidup bermasyarakat, maka kita akan terbawa  dalam berbagai perilaku yang komplek dalam masyarakat tersebut. Perilaku-perilaku itu menyangkut gaya hidup [lifestyle],budaya,adat istiadat,kepercayaan ataupun yang lain. Mengenai berbagai ruang lingkup di atas, budaya dan adat istiadat merupakan yang lebih mendominasi tentang gerak polah manusia. Dalam ruang kebudayaan kita mengenal  , kita mengenal adat dan juga kepercayaan yang di antaranya di istilahkan dengan mitos.

Kepercayaan terhadap mitos merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat yang telah mengakar. Di jawa misalnya, mitos tentang ratu penguasa laut seiatan yang mempunyai nama Roro Kidul. Sang ratu, dalam mitos jawa mempunyai kekuatan yang dasyat yang dapat mendatangkan marabahaya, sehingga harus di hormati dan di berikan saji agar dia tidak murka dan membuat kerusakan. Sesaji biasanya di berikan setiap bulan syuro {muharrom dalam islam} dan di letakkan di pinggir bibir pantai laut selatan.

Pada dasarnya, mitos-mitos tersebut {entah benar atau tidak} merupakan suatu gejala yang timbul dengan sendirinya dengan berdasar anggapan dari peristiwa yang terjadi di luar batas kewajaran.Mitos ini merupakan salah satu perilaku yang sudah menjadi kebiasaan atau adat budaya ditengah-tengah masyarakat sehingga teramat menarik untuk di pahami lebih lanjut. Di sisi lain, mitos juga menjadi barometer tingkat peradaban masyarakat dimana mitos itu timbul dan berkembang. Tingkat peradaban yang di maksud adalah mengacu pada perjalanan spiritualisme masyaraka.Oleh sebab itu makalah ini sedikit merupakan penelusuran tentang mitos dan keberadaannya dalam tingkat kesadaran, pandangan atau pengertian masyarakat.

B.     RUMUSAN MASALAH
Dalam hal ini di ajukan beberapa topik masalah yang akan dijadikan pembahasan lebih lanjut;
a.    Apakah sebenarnya mitos?
b.    Bagaimana asal mula mitos?
c.    Bagaimana pengaruh mitos dalam masyarakat?












BAB II
PEMBAHASAN

a.         Apakah sebenarnya mitos?
Menurut Van Peursen mitos adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu pada komunitas masyarakat[1].Cerita cerita tersebut dapat berbentuk simbol-simbol yang memberi gambaran tentang suatu hal kebaikan dan keburukan, kahidupan dan kematian, dosa dan penyucian, perkawinan dan kelahiran, akhirat, surga, dan neraka.Dipandang dari segi keadaan[2] mitos juga dapat diartikan dengan sesuatu yang erat kaitannya dengan hal-hal mistis di mana manusia merasa terkepung oleh kekuatan-kekuatan ghoib di sekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya atau kekuasaan kesuburan seperti yang trrdapat dalam mitologi primitif.
Pada dasarnya mitos adalah merupakan tahapan perjalanan spiritual manusia dalam mencapai kebahagiaan dan ketentraman dalam kehidupannya di dunia.Mitos merupakan tahapan-tahapan manusia untuk menemukan sesuatu yang di yakini keberadaannya yaitu yang maha pencipta.Oleh karena manusia merasa makhluk palig lemah secara fisik, maka membutuhkan sesuatu dari luar dirinya untuk menjamin kehidupan yang sesui dengan tuntutan hidup. Manusia akan merasa gelisah dalam krnyataan terciptanya yang lemah di banding dengan makhluk lain. Untuk itu, maka manusia berusaha untuk menggali  kesebenaran dari apa yang terdapat dari alam semesta demi mencari dari apa yang mereka sebut kebenaran. Perjalanan spiritual inilah yang kemudian di gambarkan menjadi suatu yang nyata melalui cerita-crrita fiksi. Cerita-cerita tersebut membentuk alur yang sistematis dan patent
b.      Bagaimana asal mula mitos?
Dalam perkembangan pemikiran manusia mempunyai dua unsur[3]yang melekat yaitu, sifat unik dan rasa ingin tahu. Sifat unik manusia adalah akal yang secara umum membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan akal manusia bisa mempertahankan hidupnya dalam situasi dan kondisi apapun.Sedangkan rasa ingin tahu membawa manusia untuk berkembang terus menerus dan membuat kehidupannya berkembang setiap waktu.Perubahan tersebut membentuk tingkat kebudayaan yang brrbeda-beda pula.Hal ini menyebabkan kondisi peradapan semakin lama bertambah meningkat sampai dengan sekarang.         
Tahapan-tahapan perubahan perkembangan kebudayaan di atas menurut Van Peursen[4] terdiri dari tiga tahap yaitu; tahap mistis, tahap ontologis, dan tahap fungsional. Tahapan mistis adalah dimana manusia sering menggali sesuatu berdasar apa yang di lihat dan yang di rasakan yang cenderung mengesampingkan rasional. Sehingga tahapan ini di pengaruhi hal-hal mistis yang irrsional. Perjalanan kebudayaan manusia pada tahapan ini juga lebih mengutamakan kekuatan yang luar biasa[supranatural} dari para dukun yang telah bersengkokol dengan makhluk halus.


Tahap ontogis merupakan keselanjutan dari tahap sebelumnya dimana manusia masuk pada tahapan memulai penyusunan suatu teori mengenai dasar dari segala sesuatu{ontologi}. Tahap im=ni adalah perkembangan manusia yang telah dipengaruhi oleh filsafat ilmu. Tahapan selanjutnya adalah tahapan fungsional, yang mengarah pada manusia-manusia modern.Yaitu manusia yang lebih mengutamakan penyelidikan demi menemukan alam yang sesuai fungsinya.Tahapan ini sudah hampir seluruhnya rasional sehigga kedua tahapan yang sebelumnya tidak layak pakai.Tahap ini merupakan jendela bagi tumbuh dan Berkembang kebudayaan modern yang sangat bertolak belakang dengan budaya-budaya sebelumnya.
Jika melihat keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mitos bermula dari kekuatan akal karena rasa keingin tahuan mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Akan tetapi pada mula pencarian itu manusia belum sepenuhnya dapat menggunakan akal dengan semestinya dan lebih mengedepankan khayalan dan ilusi[5] sehingga penelitian-penelitian tersebut membentuk suatu kesimpulan yang tidak masuk akal dan bersifat mistis. Jadi, mitos muncul dalam tahap mistis pada tahapan ini manusia masih terbatas pada hal-hal yang bersifat mistis yang menghantarkan pada anggapan  benda-benda bertuah dan mempunyai kekuatanyang dapat memberi kebaikan maupun keburukan.
Dari anggapan tersebut terbentuklah cerita-cerita yang di visualisasakan dengan simbol-simbol atau lambang yang kemudian menjadi mitos yang berujung pada bentuk kepercayaan. Simbol-simbol tersebut di realisasikan dalam bentuk kegiatan Yng bersifat ritual seperti wayang, tari-tarian, sesaji, tembang-tembang ataupun yang lain .
Dalam proses pencariannya, manusia menemukan yang dalam anggapan mereka sebagai kekuatan yang luar biasa yaitu alam semesta. Sehingga kejadiaan alam selalu dikaitkan dengan kekuatan yang mengatur kehidupan di jagad raya.Untuk itu, manusia yang mengharapkan kehidupannya tentram sentosa maka manusia harus tunduk dan mengabdi dengan kekuatan tersebut.Bukti Ketundukan itu dengan mengadakan suatu kegiatan penyembahan.Dengan ritual penyembahan itulah manusia merasa bahwadirinya telah aman dari marabahaya yang timbul dari kemurkaan para penguasa yang tidak nyata. Semakin sering manusia menyembah, maka manusia akan di berkahi kehidupannya demi kehidupan yang sempurna.
Di sisi lain mitos muncul dari pengaruh kehidupan sosial manusia yang tidak seimbang. Seperti misalnya, mitos munculnya ratu adil yang akan memimpin dan memberikan pertolongan kepada bangsa jawa. Kemunculan ratu adil sangat di rindukan bangsa Jawa yang pada saat itu hidup di bawah koloni Belanda yang pada saat itu hidup di dalam koloni Belanda yang menciptakan kasengsaraan yang sangat mendalam bagi kehidupan bangsa pribumi. Mitos ini muncul  karena harapan lepasnya penderitaan dari kaum penjajah seakan tidak mungkin lagi. Dengan membentuk mitos ratu adil paling tidak, dapat memberi sedikit harapan kehidupan di masa depan yang lebih layak dan terbebas dari penjajah.


c.       Bagaimana pengaruh mitos dalam masyarakat?       
Dalam alam pemikiran mistis, antara manusia dan alam, baik itu alam fisik, metafisik dan sosial merupakan suatu hal yang berkaitan erat dan saling memiliki ketergantungan.Manusia merasa terkepung oleh kekuatan-kekuatan luar biasa yang terdapat dalam alam yang tida tampak, yaitu alam para dewa. Dalam alam mistis manusia belum merasa sebagai makhluk individu yang bulat, akan tetapi masih terkungkung oleh gambaran-gambaran dan perasaan-perasaan ajaib yang mereka resapi sebagai roh-roh dan daya-daya dari luar[6]. Untuk itulah dalam masyarakat mistis tidak akan pernah sepi dengan ritual. Perilaku seperti inipun di wariskan secara turun temurun sehingga menjadi tradisi.
Alam pemikiran tersebut kemudian membentuk suatu kesadaran individu maupun kesadaran bersama dalam suatu komunitas masyarakat dalam upaya mencari kebenaran untuk  memenuhi kepuasan batin. Proses seperti ini memberikan bukti bahwa manusia mulai menentukan arah kepercayaannya atau teologi pada kekuatan para dewa.
Kesadaran bersama tersebut memiliki dua macam sifat yaitu;eksterior dan constrain[7]. Eksterior mengandung arti bahwa kesadaran kolektif berdiri di luar kesadaran itu sendiri sehingga cenderung kesadaran tersebut bersifat constain atau di paksakan.Kesadaran berbau mistis tersebut di wariskan secara turun temurun dalam bentuk mitos sebagai unsur tradisi kepercayaan.Bentuk kepercayaan sebagai titik harapan kelayakkan hidup bermasyarakat mistis yang sering di pentaskan dalam berbagai kesenian maupun ruwatan. Mitos-mitos tersebut menggiring pada perilaku yang memaksa untuk melakukan apa yang mereka anggap sebagai sebuah kebenaran sejati. Tradisi kepercayaan adalah konstensi dari Pengaruh mitos yang telah mengakar dalam masyarakat.Dengan kepercayaan manusia dapat mersa telah mencapai kehidupan yang sebenarnya. Menurut teori batos {J.G FRAZER}[8] bahwa manusia mempunyai keterbatasan akal sehingga membutuhkan kekuatan lain yang lebih dominan. Kekuatan tersebut dapat di capai dengan perjalanan mistis yang sudah di dasarkan pada mitos-mitos yang telah terbentuk sebelumnya.Kekuatan tersebut memaksa manusia untuk memulyakan apa-apa yang mereka anggap sebagai penjelmaan dari penguasa jagad raya. Pemulyaan atau pengeramatan terhadap benda, tumbuhan,ataupun hewan menjadi sesuatu yang wajib di lakukan oleh setiap individu masyarakat.
Keberadaan mitos dalam masyarakat menjadi sangat penting melihat konteks mitos yang terbentuk menjadi kepercayaan yang bersifat tradis.Karena kepercayaan merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan individu dan masyarakat. Manusia pada dasarnya merupakan suatu komunitas yang memiliki habitat kehidupan yang sama, yaitu dalam keyakinan pada suatu kepercayaan. Oleh sebab itu mitos menjadi suatu hal yang sangat fenomenal di tengah-tengah masyarakat primitif.
Bagi masyarakat modern mitos, sudah tidak lagi menjadi hal yang fenomenal melainkan hanya dianggap sebagai peninggalan budaya yang tergolong dalam kekuatan daya seni.Akan tetapi, anggapan inipun bukan berarti mengeneralisasi dari kesemua masyarakat modern.Karena sebagian dari masyarakat modern masih terdapat suatu komunitas yang berpegang teguh dalam tradisi mitos.Misalnya di sebagian pulau Jawa di bagian selatan yang masih mempercayai tentang penguasa laut kidul. Di bagian pulau Jawa tersebut masih sering menjumpai ritual-ritual dengan membawa sesaji ke tepi pantai sebagai persembahan pada sang Ratu penguasa laut.
Secara umum di dunia modern mitos mengalami degradasi yang signifikan. Hal itu di sebabkan karena dunia modern adalah termasuk dari bagian dari tahapan fungsional yang cenderung pada penggunaan rasio sehingga sesuatu yang irrasional seperti halnya mitos hanya akan menjadi karya masa lalu dan tidak layak pakai. Mitos raksasa memakan bulan yang menyebabkan gerhana bulan telah di gantikan dengan teori astronomi.Lambang-lambang mitos yang merupakan petunjuk kebenaran menjadi karya seni yang tidak berarti lagi.









BAB III
KESIMPULAN

Mitos adalah cerita-cerita atau dongeng-dongeng yang berisi tentang baik dan buruk, hidup dan mati, dunia dan akhirat.Mitos muncul sebagai akibat rasa keingintahuan manusia tentang alam semesta dan juga muncul dari akibat perjalanan spiritual balam pencapaian kebutuhan batin.Yaitu pandangan manusia tentang hakikat dari kehidupannya sendiri yang terikat pada hal yang buruk dan menyedihkan, sehingga membutuhkan ritual khusus untuk melepaskan dari belenggu samsara[9].Pandangan ini mengarah dalam suatu keyakinan tentang adanya kepungan kekuatan ghaib yang buruk maupun yang baik.
Dalam perealisasian pandangan-pandangan ini, manusia membentuk objek pengekspresian dalam bentuk cerita atau dongengyang memberikan arahan tentang baik dan buruknya perjalanan hidup.Objek ini di bentuk secara sistematis seakan-akan memang benar-benar nyata.Seperti misalnya cerita tentang pandawa dan kurawa yang terdapat dalam kumpulan buku mahabarata yang telah menjadi acuan oleh sebagian orang. Cerita itu seolah-olah memang benar terjadi ketika diperagakan dalam bentuk seni wayang
Pada keselanjutannya, mitos menjadi kekuatan yang besar luar biasa karena memberikan inspirasi terhadap kesadarn individu maupun kolektif dalam suatu komunitas masyarakat. Kesadaran-kesadaran tersebut di wariskan secara turun temurun sehingga menjadi tradisi yang keberadaannya merupakan kekuatan yang mencengkeram dan juga patent dan tidak bisa ditawar lagi. Akan tetapi kekuatan mitos mulai tergantikan dengan kebudayaan baru yang lebih mengedepankan aspek fungsi dan penggunaan akal secara utuh.Budaya inilah yang sering di sebut sebagai awal dari kehidupan manusia modern.
\


















DAFTAR PUSTAKA
Aly,Abdullah,drs, dan Ir.Eny Rahma,Ilmu Alamiah Dasar,Jakarta,PT Budi Aksara,2003.
Sujarwa,Drs, M. HUM,Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar,Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2010.
Margono,Drs,dkk,Ilmu Alamiah Dasar,Surakarta, Universitas Negeri Surakarta,1982.





























[1] Drs. Abdullah Aly, Ir. Eny Rahma,Ilmu Alamiah Dasar,Jakarta,Bumi Aksara,2003,halm. 6
[2] Drs. Sujarwa, M. Hum,Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,2010,halm.38
[3] Drs abdullah Aly,Ir Eny Rahma, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta, Bumi Aksara, 2003, halm. 2
[4] Drs Sujarwa, M.Hum,Ilmu Dan Budaya Dasar, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010. Halm. 38
[5] Drs. Margono,dkk, Ilmu Alamiah Dasar, UNS, Surakarta, 1982, Halm. 12
[6] Drs Sujarwa,M. Hum, Ilmu Sosial Dan Budaya dasar, Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2010,Halm. 190
[7]Ibid,halm. 191
[8]Ibid,halm. 175
[9]Ibid,halm. 34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar