Jumat, 08 Mei 2015

MAKALAH ASAL MULA KEJADIAN ALAM SEMESTA DALAM PANDANGAN ILMU PENGETAHUAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Pernahkah kita berpikir tentang bagaimana alam semesta yang tak berujung ini dapat muncul? Bagaimana bisa bumi, matahari, bulan serta bintang-bintang yang berukuran sangat besar tersebut terjadi? Apakah kita tahu bahwa alam semesta ini penuh dengan benda-benda menarik seperti halnya bumi, bulan dan matahari? Tahukah kita bahwa ada suatu keseimbangan di alam semesta ini yang menjadikannya tepat bagi kehidupan?
Pengetahuan manusia mengenai alam semesta sangatlah terbatas. Sebelum manusia memiliki teleskop dan peralatan lain untuk mengamati angkasa, banyak yang mengatakan dengan sekehendak hatinya bahwa alam semesta ini tak memiliki permulaan, namun telah ada dan akan terus ada selamanya. Tentu saja itu tidak masuk akal!, sebagaimana benda lainnya, alam semesta pun memiliki asal mula.Bagaimanakah alam semesta tak berbatas tempat kita tinggal ini terbentuk?Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan, dan ke-teraturan jagat raya ini berkembang?Bagaimanakah bumi ini menjadi tempat tinggal yang tepat dan terlindung bagi kita?Aneka pertanyaan seperti ini telah menarik perhatian sejak ras ma-nusia bermula.Para ilmuwan dan filsuf yang mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal sehat mereka.Berbagai hipotesa, gagasan awal atau tentatif dikemukakan untuk menjelaskan fenomena asal muasal terbentuknya alam semesta. Tentu gagasan tersebut masih perlu diuji kebenarannya untuk dapat dikatakan sebuah hukum.Oleh karena itu dalam penulisan makalah ini kami mengangkat tema ” Asal Mula Terbentuknya Alam Semesta Dalam Pandangan Ilmu Pengetahuan. ”


B.   Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1.      Apakah alam semesta itu ?
2.      Bagaimana proses terjadinya alam semesta ?
3.      Teori apa sajakah yang menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ?
4.      Apakah yang dimaksud dengan peristiwa Ledakan Besar ?
5.      Bagaimana perkembangan alam semesta saat ini?




BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Alam Semesta
Ruang angkasa adalah nama yang kita berikan pada wilayah di luar planet kita, Bumi. Ruang angkasa tidaklah kosong, melainkan terdapat berbagai benda di dalamnya, seperti planet – planet dan bintang – bintang. Ruang angkasa dan seluruh isinya disebut alam semesta.1Bagaimanakah alam semesta tak berbatas tempat kita tinggal ini terbentuk? Banyak para ilmuwan dan filsuf yang mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal sehat mereka. Orang pertama yang membuktikan bahwa alam semesta memiliki awal mula adalah seorang astronom yang bernama Edwin Hubble.  Pada suatu hari di tahun 1929, dengan menggunakan teleskop berukuran raksasa, ia mendapati bahwa bintang-bintang itu bergerak. Gerakan mereka bukanlah pergerakan yang biasa. Bintang-bintang terus menerus bergerak menjauhi kita. Selain itu, mereka juga bergerak saling menjauh satu dengan lainnya. Bila segala sesuatu yang ada di dalam alam semesta bergerak saling menjauh satu sama lain berarti alam semesta terus-menerus bertambah besar. Belum genap seratus tahun manusia memahami hal tersebut. Sekarang, semua ilmuwan sepakat bahwa bintang-bintang bergerak saling menjauh satu sama lain sebagaimana mereka juga bergerak menjauhi bumi. Pergerakan bintang-bintang tersebut memberikan informasi yang sangat penting mengenai penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa bintang-bintang saling menjauh satu dengan yang lainnya menunjukkan bahwa dahulu kala mereka itu saling berdekatan. Menurut para ilmuwan, 15 milyar tahun yang lalu alam semesta merupakan suatu titik tunggal sebesar ujung jarum. Alam semesta kita ini muncul ketika titik kecil tadi meledak. Bermilyar-milyar tahun yang lalu, alam semesta terjadi setelah adanya suatu ledakan. Pecahan yang jumlahnya amat banyak pun muncul bersama dengan ledakan ini. Bagian pecahan tersebut saling menjauh dan berhamburan, sebagaimana butiran kecil tanah yang berhamburan tadi. Akhirnya terbentuklah alam semesta dengan segala isinya. Ledakan tersebut, yang merupakan awal dari penciptaan alam semesta,  kemudian disebut Big Bang. Ketika ledakan raksasa ini terjadi, alam semesta mulai tumbuh dan mengembang terus-menerus hingga sekarang.2
1.   Harry Ford, Ruang Angkasa, Jakarta : Erlangga, 2003, h.4.
2.   Harun Yahya, Pesona Di Angkasa Raya, Bandung : Dzikra, 2004, h.3.



B. TEORI TERBENTUKNYA  ALAM SEMESTA
Pengetahuan manusia mengenai alam semesta sangatlah terbatas. Sebelum manusia memiliki teleskop dan peralatan lain untuk mengamati angkasa, banyak yang mengatakan dengan sekehendak hatinya bahwa alam semesta ini tak memiliki permulaan, namun telah ada dan akan terus ada selamanya.Bagaimanakah alam semesta tak berbatas tempat kita tinggal ini terbentuk?Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan, dan ke-teraturan jagat raya ini berkembang?Bagaimanakah bumi ini menjadi tempat tinggal yang tepat dan terlindung bagi kita?Aneka pertanyaan seperti ini telah menarik perhatian sejak ras manusia bermula.Para ilmuwan dan filsuf yang mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal sehat mereka.Berbagai hipotesa, gagasan awal atau tentatif dikemukakan untuk menjelaskan fenomena asal muasal terbentuknya alam semesta. Beberapa teori tentang asal usul terbentuknya alam semesta diantaranya :
1.      Teori Materialisme
Teori ini dirumuskan oleh bangsa Yunani Kuno dan telah dianut dari waktu  ke waktu oleh penganut materialis ini. Menurut materialisme, hanya materi yang ada, dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas.Dari pendirian itu, diklaim bahwa alam semesta juga "selalu" ada dan tidak diciptakan.Sebagai tambahan bagi klaim mereka; bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tidak terbatas, penganut materialisme juga mengemukakan bahwa tidak ada tujuan atau sasaran di dalam alam semesta.Mereka menyatakan bahwa semua keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa kebetulan.Teori ini tumbuh dan berkembang pada abad 19 3.Kelemahan teori ini adalah bahwa teori ini tidak bisa menjelaskan asal mula terbentuknya alam semesta. Selain itu keseimbangan dan keteraturan di alam semesta yang terjadi secara  kebetulan jelas sangat bertentangan secara ilmiah dan logis. Adalah suatu kemustahilan bahwa alam semesta yang merupakan suatu sistem yang berjalan sempurna dan bersifat antropi yaitu secara layak dan sesuai untuk ditempati bagi setiap makhluk yang menghuninya berjalan secara kebetulan.
2.      Teori Alam Semesta Berosilasi
Dalam model ini, dinyatakan bahwa pengembangan alam semesta sekarang ini pada akhirnya akan membalik pada suatu waktu dan mulai mengerut. Pengerutan ini akan menyebabkan segala sesuatu runtuh ke dalam satu titik tunggal yang kemudian akan meledak lagi, memulai pengembangan babak baru.
3.  Harun Yahya, Penciptaan Alam Semesta, Bandung : Dzikra, 2004, h.5.                        


Proses ini, kata mereka, berulang dalam waktu tak terbatas. Model ini juga menyatakan bahwa alam semesta sudah mengalami transformasi ini tak terhingga kali dan akan terus demikian selamanya. Dengan kata lain, alam semesta ada selamanya namun mengembang dan runtuh pada interval berbeda dengan ledakan besar menandai setiap siklusnya.4 Alam semesta tempat kita tinggal merupakan salah satu alam semesta tanpa batas itu yang sedang melalui siklus yang sama. Skenario tersebut tidak didukung oleh hasil-hasil riset ilmiah selama 15-20 tahun terakhir, yang menunjukkan bahwa alam semesta yang berosilasi seperti itu tidak mungkin terjadi. Lebih jauh, hukum-hukum fisika tidak bisa menerangkan mengapa alam semesta yang mengerut harus meledak lagi setelah runtuh ke dalam satu titik tunggal: ia harus tetap seperti apa adanya. Hukum-hukum fisika juga tidak bisa menerangkan mengapa alam semesta yang mengembang harus mulai mengerut lagi
3.      Model alam semesta kuantum
Pendukung model ini mendasarkannya pada observasi fisika kuantum (subatomik).Dalam fisika kuantum, diamati bahwa partikel-partikel subatomik muncul dan menghilang secara spontan dalam ruang hampa. Menginterpretasikan pengamatan ini sebagai "materi dapat muncul pada tingkat kuantum, ini merupakan sebuah sifat yang berkenaan dengan materi", beberapa ahli fisika mencoba menjelaskan asal materi dari ketiadaan selama penciptaan alam semesta sebagai "sifat yang berkenaan dengan materi" dan menyatakannya sebagai bagian dari hukum-hukum alam. Dalam model ini, alam semesta kita diinterpretasikan sebagai partikel subatomik di dalam partikel yang lebih besar. Akan tetapi, silogisme ini sama sekali tidak mungkin dan bagai-manapun tidak bisa menjelaskan bagaimana alam semesta terjadi. Jadi, dalam fisika kuantum, materi "tidak ada kalau sebelumnya tidak ada."Yang terjadi adalah bahwa energi lingkungan tiba-tiba menjadi materi dan tiba-tiba pula menghilang menjadi energi lagi. Singkatnya, tidak ada kondisi "keberadaan dari ketiadaan" seperti klaim mereka.5
4.      Teori Keadaan Stabil
Pada pertengahan abad ke 20, seorang ahli astronomi bernama Fred Hoyle mengemukakan sebuah teori. Teori itu dinamakan ”Teori keadaan Stabil”. Teori ini mengatakan
4.   Ibid
5.  Ibid h.6.                                                                                               5
bahwa saat alam semesta mengembang ada penyusun – penyusun  alam semesta yang terbentuk sendiri.
Penyusun – penyusun yang terbentuk itu mengisi tempat – tempat yang kosong di alam semesta. Dengan cara ini alam semesta tetap berada dalam keadaan yang stabil.Teori ini mutlak bertentangan dengan "teori Dentuman Besar", Teori ini akhirnya mulai ditinggalkan setelah beberapa ilmuwan melakukan penelitian yang semakin memperkuat Teori Ledakan Besar. Diantaranya penelitian dari Arno Penzias dan Robert Wilson yang menemukan menemukan sebentuk radiasi yang disebut "radiasi latar belakang kosmik", radiasi ini tidak seperti apa pun yang berasal dari seluruh alam semesta karena luar biasa seragam. Radiasi ini tidak dibatasi, juga tidak mempunyai sumber tertentu; alih-alih, radiasi ini tersebar merata di seluruh jagat raya.Segera disadari bahwa radiasi ini adalah gema Dentuman Besar, yang masih menggema balik sejak momen pertama ledakan besar tersebut. Gamov telah mengamati bahwa frekuensi radiasi hampir mempunyai nilai yangsama dengan yang telah di-perkirakan oleh para ilmuwan sebelumnya. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.6
5.      Teori  Dentuman Besar ( Big Bang)
Sejak tahun 1920-an, telah muncul bukti tegas bahwa pendapat penganut materialis tentang terciptanya alam semesta adalah tidak benar.Para ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak terbayangkan, yang dikenal sebagai "Dentuman Besar (Big Bang)".Teori Dentuman Besar menyatakan alam semesta dimulai dengan ledakan tunggal.Tahun 1920-an adalah tahun yang penting dalam perkembangan astronomi modern. Pada tahun 1929,seorang  astronomer Amerika, Edwin Hubble, yang bekerja di Observatorium Mount Wilson California, membuat penemuan paling penting dalam sejarah astronomi. Kesimpulan dari penemuan Hubble adalah bahwa semua materi di alam semesta ini terpadatkan dalam massa satu titik yang mempunyai "volume nol" karena gaya gravitasinya yang sangat besar. Alam semesta muncul dari hasil ledakan massa yang mempunyai volume nol ini. Ledakan ini mendapat sebutan "Dentuman Besar" dan keberadaannya telah berulang-ulang ditegaskan dengan bukti pengamatan. Ada kebenaran lain yang ditunjukkan Dentuman Besar ini. Untuk mengatakan bahwa sesuatu mempunyai volume nol adalah sama saja dengan mengatakan sesuatu itu "tidak ada". Seluruh alam semesta dicip-takan dari "ketidakadaan" ini.
6 Ibid h.3.                                                                                                6
Dan lebih jauh, alam semesta mempunyai permulaan, berlawanan dengan pendapat materialisme, yang mengata-kan bahwa "alam semesta sudah ada selamanya".Oleh karena itu Teori Dentuman / Ledakan Besar ini adalah teori yang menguatkan adanya mekanisme penciptaan dalam terbentuknya alam semesta ini.Alam semesta yang berjalan sebagai sebuah system yang teratur, seimbang, dan dinamis tidak mungkin tercipta secara spontan dan dengan sendirinya.Adalah hal yang sangat mustahil alam semesta terbentuk secara spontan.Tidak mungkin sebuah gedung bertingkat terbentuk dengan sendirinya. Walaupun terdapat semen,pasir, batu, dan besi sebuah gedung tidak akan berdiri jika tanpa campur tangan manusia yang membuatnya. Begitu juga alam semesta sebagai sebuah system yang lebih besar dan lebih rumit dari sebuah gedung bertingkat, tidak akan terbentuk tanpa ada campur tangan dari Yang Menciptakan. ".7
6.      Teori Penciptaan
Teori ini sebenarnya merupakan perwujudan dari teori Dentuman Besar.Bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan. Prinsip antropi yang telah disebutkan sebelumnya mengungkapkan bahwa setiap detail alam semesta telah dirancang bagi makhluk untuk bias berada di dalamnya dan bahwa tidak mungkin itu terjadi secara kebetulan. Meskipun keberadaan Tuhan sudah tidak diragukan lagi, tetapi sampai sekarang masih saja ada orang yang tidak mau mengakuinya.Salah satu keyakinan yang tidak mau mengakui keberadaan Tuhan adalah keyakinan materialisme.Para penganut materialism meyakini bahwa alam semesta ada dengan sendirinya.

C.                      PROSES TERJADINYA ALAM SEMESTA
            Banyak ilmuwan percaya bahwa alam semesta adalah hasil dari sebuah ledakan besar yang disebut Ledakan Besar ( Big Bang), yang terjadi sekitar 14 Milyar tahun yang lalu. Ledakan Besar adalah ledakan semua materi di alam semesta yang sebelumnya termampatkan menjadi daerah sangat kecil bersuhu lebih dari 10 Milyar 0C.
7Ikhlasul Adi Nugroho, Bumi & Tata Surya, Yogyakarta : Empat Pilar Pendidikan,2007,h.11




            Materi tersebut meledak begitu cepat. Hingga kini alam semesta masih terus tumbuh membesar. Para ilmuwan percaya bahwa tanda – tanda yang tersisa dari Ledakan Besar adalah bahwa suhu rata – rata alam semesta adalah 30C di atas titik nol absolut, yaitu suhu terendah yang mungkin dicapai. Hal itu mungkin berasal dari sisa Ledakan Besar yang suhunya terus menurun.Para ilmuwan menemukan bahwa alam semesta masih terus bertambah besar. Materi dan kumpulan bintang masih terus bergerak menjauh satu sama lain. Lalu bagaimanakah bintang – bintang dan planet – planet terbentuk ? Atom – atom memiliki gravitasi, artinya mereka akan menarik benda – benda yang mendekati mereka. Setelah Ledakan Besar, gravitasi membuat atom – atom berkumpul bersama untuk membentuk bintang dan planet.Alam semesta terbuat dari atom.Ketika alam semesta mendingin setelah Ledakan Besar, partikel – partikel kecil yang disebut proton, electron dan neutron terbentuk.Partikel – partikel ini saling bergabung untuk membentuk jenis – jenis atom yang berbeda. Sebagai contoh sebuah atom helium terdiri dari  dua elektron, dua proton, dan dua neutron.Para ilmuwan tak mengetahui secara pasti seberapa besar alam semesta. Sejauh ini, peralatan mereka telah mampu melihat sejauh10.000 juta tahun cahaya keluar angkasa, dan di sana terdapat barisan panjang galaksi – galaksi. 8Tidak ada yang tahu pasti apa yang menyebabkan letusan dahsyat tersebut. Namun para ilmuwan telah memiliki sebuah perkiraan yang mendekati kebenaran tentang apa yang terjadi setelah letusan tersebut. Alam semesta yang baru saja terbentuk begitu panas dan berukuran kecil. Pada awalnya semesta tersebut berputar dengan kecepatan tinggi dan menyemburkan percikan – percikan bola api. Mulailah terbentuk bahan – bahan semesta tersebut. Ratusan tahun kemudian terlihatlah alam semesta seperti sebuah bola api raksasa. Alam semesta seperti sebuah balon hitam besar dengan titik – titik putih pada permukaan balon tersebut.Warna hitam balon tersebut mewakili ruang angkasa dan titik – titik putih tersebut adalah galaksi yang ada. Seiring dengan bertambah besarnya balon tersebut, semesta menjadi lebih dingin. Kemudian terbentuklah gas hydrogen.Gas tersebut kemudian pecah menjadi gumpalan – gumpalan gas.Gumpalan tersebut membentuk gugusan galaksi dan bintang.Akhirnya planet seperti bumi terbentuk diantara bintang bintang.Bukti jika alam semesta berasal dari sebuah ledakan besar adalah keharusan adanya sisa ledakan tersebut.Pernyataan itu dikeluarkan oleh George Gamow pada tahun 1948.Dua puluh tahun kamudian, pernyataan Gamow terbukti benar.
8A. Gunawan Admiranto, Tata Surya, Yogyakarta : Kanisius, 2000, h.5.


Dua ilmuwan bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan radiasi di ruang angkasa.Radiasi tersebut tidak mempunyai sumber.Radiasi tersebut tersebar merata di seluruh ruang angkasa. Radiasi inilah sisa – sisa ledakan besar 9
KEAJAIBAN ALAM SEMESTA
Bahwa alam semesta ini diciptakan agar sesuai untuk bisa ditinggali.Di alam semesta, miliaran bintang dan galaksi yang tak terhitung jumlahnya bergerak dalam orbit yang terpisah. Meskipun demikian, semuanya berada dalam keserasian. Bintang, planet, dan bulan beredar pada sumbunya masing-masing dan dalam sistem yang ditempatinya ma-sing-masing. Terkadang galaksi yang terdiri atas 200-300 miliar bintang bergerak melalui satu sama lain. Selama masa peralihan dalam beberapa contoh yang sangat terkenal yang diamati oleh para astronom, tidak terjadi tabrakan yang menyebabkan kekacauan pada keteraturan alam semesta.
Di seluruh alam semesta, besarnya kecepatan benda-benda langit ini sangat sulit dipahami bila dibandingkan dengan standar bumi. Jarak di ruang angkasa sangatlah besar bila bandingkan dengan pengukuran yang dilakukan di bumi. Dengan ukuran raksasa yang hanya mampu digambarkan dalam angka saja oleh ahli matematika, bintang dan planet yang bermassa miliaran atau triliunan ton, galaksi, dan gugus galaksi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Misalnya, bumi berotasi pada sumbunya dengan kecepatan rata-rata 1.670 km/jam. Dengan mengingat bahwa peluru tercepat memiliki kece-patan rata-rata 1.800 km/jam, jelas bahwa bumi bergerak sangat cepat meskipun ukurannya sangat besar.
Kecepatan orbital bumi mengitari matahari kurang-lebih enam kali lebih cepat dari peluru, yakni 108.000 km/jam. (Andaikan kita mampu membuat kendaraan yang dapat bergerak secepat ini, kendaraan ini dapat mengitari bumi dalam waktu 22 menit.)
Namun, angka-angka ini baru mengenai bumi saja. Tata surya bahkan lebih menakjubkan lagi. Kecepatan tata surya mencapai tingkat di luar batas logika manusia. Di alam semesta, meningkatnya ukuran suatu tata surya diikuti oleh meningkatnya kecepatan.
9Ikhlasul Adi Nugroho, Bumi & Tata Surya, Yogyakarta : Empat Pilar Pendidikan,2007,h.11



Tata surya beredar mengitari pusat galaksi dengan kecepatan 720.000 km/jam. Kecepatan Bima Sakti sendiri, yang terdiri atas 200 miliar bintang, adalah 950.000 km/jam di ruang angkasa.Kecepatan yang luar biasa ini menunjukkan bahwa hidup kita berada di ujung tanduk. Biasanya, pada suatu sistem yang sangat rumit, kecelakaan besar sangat sering terjadi. Namun, sistem ini tidak memiliki “cacat” atau “tidak seimbang”. Alam semesta, seperti juga segala sesuatu yang ada di dalamnya, tidak dibiarkan “sendiri” dan sistem ini bekerja sesuai dengan keseimbangan yang telah ditentukan oleh yang Menciptakan alam semesta itu sendiri. 11 Jika terdapat pertanyaan “ Akankah alam semesta ini terus berkembang ? “ maka jawabannya adalah Ya. Bahkan menurut para ilmuwan perkembangannya akan lebih cepat.















10Harun Yahya, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, Bandung : Dzikra,2002,h.206



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
  1. Alam semesta adalah wilayah di luar planet kita yang disebut ruangangkasa beserta seluruh isinya seperti planet – planet dan bintang - bintang
  2. Proses terjadinya alam semesta di awali dengan peristiwa Ledakan Besar. Materi dan partikel hasil ledakan tersebut saling menjauh kemudian alam semesta yang baru saja terbentuk begitu panas dan berukuran kecil. Pada awalnya semesta tersebut berputar dengan kecepatan tinggi dan menyemburkan percikan – percikan bola api. Mulailah terbentuk bahan – bahan semesta tersebut. Seiring dengan bertambah besarnya balon tersebut, semesta menjadi lebih dingin. Kemudian terbentuklah gas hydrogen. Gas tersebut kemudian pecah menjadi gumpalan – gumpalan gas. Gumpalan tersebut membentuk gugusan galaksi dan bintang.
  3. Beberapa teori tentang asal usul alam semesta : teori materialism, teori alam semesta berosilasi, teori alam semesta kuantum, teori keadaan stabil, teori Big Bang, Teori Penciptaan
  4. Peristiwa Big Bang (Ledakan Besar) adalahledakan sebuah massa yang mempunyai volume nol dikarenakan massa ini memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat. Hasil ledakan ini yang membentuk alam semesta.
  5. Hingga saat ini alam semesta terus berkembang. Para Ilmuwan tidak mengetahui sampai kapan alam semesta berkembang dan berapa luas alam semesta itu.
B.     SARAN
                        Tak ada gading yang tak  retak, tak ada sesuatu yang sempurna kecuali Allah SWT. Segala kesalahan datangnya dari kami dan segala ilmu dan kebenaran datangnya dari Allah . Oleh karena itu , kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.



DAFTAR PUSTAKA
Admiranto, A. Gunawan, Tata Surya, Yogyakarta : Kanisius,2013.
Harry Ford & Kay Burnham, Ruang Angkasa, Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2003.
Nurgroho, Ikhlasul Ardi, Bumi & Tata Surya, Yogyakarta: Empat Pilar Pendidikan, 2007.
Yahya, Harun, Pesona di Angkasa Raya, Bandung : Dzikra, 2004.
Yahya, Harun, Penciptaan Alam Semesta, Bandung : Dzikra, 2004.
Yahya, Harun, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, Bandung : Dzikra, 2002.

















                                                                     12




Tidak ada komentar:

Posting Komentar