BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pernahkah kita berpikir tentang
bagaimana alam semesta yang tak berujung ini dapat muncul? Bagaimana bisa
bumi, matahari, bulan serta bintang-bintang yang berukuran sangat besar
tersebut terjadi? Apakah kita tahu bahwa alam semesta ini penuh dengan benda-benda
menarik seperti halnya bumi, bulan dan matahari? Tahukah kita bahwa ada suatu
keseimbangan di alam semesta ini yang menjadikannya tepat bagi kehidupan?
Pengetahuan
manusia mengenai alam semesta sangatlah terbatas. Sebelum manusia memiliki
teleskop dan peralatan lain untuk mengamati angkasa, banyak yang mengatakan
dengan sekehendak hatinya bahwa alam semesta ini tak memiliki permulaan, namun
telah ada dan akan terus ada selamanya. Tentu saja itu tidak masuk akal!,
sebagaimana benda lainnya, alam semesta pun memiliki asal mula.Bagaimanakah alam semesta tak berbatas tempat
kita tinggal ini terbentuk?Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan, dan
ke-teraturan jagat raya ini berkembang?Bagaimanakah bumi ini menjadi tempat
tinggal yang tepat dan terlindung bagi kita?Aneka pertanyaan seperti ini telah
menarik perhatian sejak ras ma-nusia bermula.Para ilmuwan dan filsuf yang
mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal sehat mereka.Berbagai hipotesa,
gagasan awal atau tentatif dikemukakan untuk menjelaskan fenomena asal muasal
terbentuknya alam semesta. Tentu gagasan tersebut masih perlu diuji
kebenarannya untuk dapat dikatakan sebuah hukum.Oleh karena itu dalam penulisan makalah ini kami
mengangkat tema ” Asal Mula Terbentuknya Alam Semesta Dalam Pandangan Ilmu
Pengetahuan. ”
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan
dibahas pada makalah ini adalah :
1.
Apakah alam semesta itu
?
2.
Bagaimana proses
terjadinya alam semesta ?
3.
Teori apa sajakah yang
menjelaskan tentang terbentuknya alam semesta ?
4.
Apakah yang dimaksud
dengan peristiwa Ledakan Besar ?
5.
Bagaimana perkembangan
alam semesta saat ini?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Alam Semesta
Ruang angkasa adalah
nama yang kita berikan pada wilayah di luar planet kita, Bumi. Ruang angkasa
tidaklah kosong, melainkan terdapat berbagai benda di dalamnya, seperti planet
– planet dan bintang – bintang. Ruang angkasa dan seluruh isinya disebut alam
semesta.1Bagaimanakah alam semesta tak berbatas tempat kita
tinggal ini terbentuk? Banyak para ilmuwan dan filsuf yang mencari jawaban
dengan kecerdasan dan akal sehat mereka. Orang pertama yang membuktikan bahwa alam semesta memiliki awal mula
adalah seorang astronom yang bernama Edwin Hubble. Pada suatu hari di tahun 1929, dengan
menggunakan teleskop berukuran raksasa, ia mendapati bahwa bintang-bintang itu
bergerak. Gerakan mereka bukanlah pergerakan yang biasa. Bintang-bintang terus
menerus bergerak menjauhi kita. Selain itu, mereka juga bergerak saling
menjauh satu dengan lainnya. Bila segala sesuatu yang ada di dalam alam
semesta bergerak saling menjauh satu sama lain berarti alam semesta
terus-menerus bertambah besar. Belum genap seratus tahun manusia memahami hal
tersebut. Sekarang, semua ilmuwan sepakat bahwa bintang-bintang bergerak
saling menjauh satu sama lain sebagaimana mereka juga bergerak menjauhi bumi.
Pergerakan bintang-bintang tersebut memberikan informasi yang sangat penting
mengenai penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa bintang-bintang saling
menjauh satu dengan yang lainnya menunjukkan bahwa dahulu kala mereka itu
saling berdekatan. Menurut para ilmuwan, 15 milyar tahun yang lalu alam
semesta merupakan suatu titik tunggal sebesar ujung jarum. Alam semesta kita
ini muncul ketika titik kecil tadi meledak. Bermilyar-milyar tahun yang lalu,
alam semesta terjadi setelah adanya suatu ledakan. Pecahan yang jumlahnya amat
banyak pun muncul bersama dengan ledakan ini. Bagian pecahan tersebut saling
menjauh dan berhamburan, sebagaimana butiran kecil tanah yang berhamburan
tadi. Akhirnya terbentuklah alam semesta dengan segala isinya. Ledakan
tersebut, yang merupakan awal dari penciptaan alam semesta, kemudian disebut Big Bang. Ketika ledakan
raksasa ini terjadi, alam semesta mulai tumbuh dan mengembang terus-menerus
hingga sekarang.2
1. Harry Ford, Ruang Angkasa, Jakarta : Erlangga,
2003, h.4.
2. Harun Yahya, Pesona Di Angkasa Raya, Bandung :
Dzikra, 2004, h.3.
B. TEORI TERBENTUKNYA
ALAM SEMESTA
Pengetahuan manusia
mengenai alam semesta sangatlah terbatas. Sebelum manusia memiliki teleskop
dan peralatan lain untuk mengamati angkasa, banyak yang mengatakan dengan
sekehendak hatinya bahwa alam semesta ini tak memiliki permulaan, namun telah
ada dan akan terus ada selamanya.Bagaimanakah alam
semesta tak berbatas tempat kita tinggal ini terbentuk?Bagaimanakah keseimbangan,
keselarasan, dan ke-teraturan jagat raya ini berkembang?Bagaimanakah bumi ini
menjadi tempat tinggal yang tepat dan terlindung bagi kita?Aneka pertanyaan
seperti ini telah menarik perhatian sejak ras manusia bermula.Para ilmuwan dan
filsuf yang mencari jawaban dengan kecerdasan dan akal sehat mereka.Berbagai
hipotesa, gagasan awal atau tentatif dikemukakan untuk menjelaskan fenomena
asal muasal terbentuknya alam semesta. Beberapa teori tentang asal usul
terbentuknya alam semesta diantaranya :
1. Teori Materialisme
Teori ini dirumuskan
oleh bangsa Yunani Kuno dan telah dianut dari waktu ke waktu oleh penganut materialis ini. Menurut materialisme, hanya materi yang ada, dan
begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas.Dari pendirian itu, diklaim
bahwa alam semesta juga "selalu" ada dan tidak diciptakan.Sebagai
tambahan bagi klaim mereka; bahwa alam semesta ada dalam waktu yang tidak
terbatas, penganut materialisme juga mengemukakan bahwa tidak ada tujuan atau
sasaran di dalam alam semesta.Mereka menyatakan bahwa semua keseimbangan,
keselarasan, dan keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah peristiwa
kebetulan.Teori ini tumbuh dan berkembang pada abad 19 3.Kelemahan teori ini adalah bahwa teori ini tidak bisa menjelaskan asal
mula terbentuknya alam semesta. Selain itu keseimbangan dan keteraturan di
alam semesta yang terjadi secara
kebetulan jelas sangat bertentangan secara ilmiah dan logis. Adalah
suatu kemustahilan bahwa alam semesta yang merupakan suatu sistem yang
berjalan sempurna dan bersifat antropi yaitu secara layak dan sesuai untuk
ditempati bagi setiap makhluk yang menghuninya berjalan secara kebetulan.
2. Teori Alam Semesta
Berosilasi
Dalam model ini, dinyatakan bahwa pengembangan alam
semesta sekarang ini pada akhirnya akan membalik pada suatu waktu dan mulai
mengerut. Pengerutan ini akan menyebabkan segala sesuatu runtuh ke dalam satu
titik tunggal yang kemudian akan meledak lagi, memulai pengembangan babak
baru.
3. Harun Yahya, Penciptaan
Alam Semesta, Bandung : Dzikra, 2004, h.5.
Proses ini, kata
mereka, berulang dalam waktu tak terbatas. Model ini juga menyatakan bahwa
alam semesta sudah mengalami transformasi ini tak terhingga kali dan akan
terus demikian selamanya. Dengan kata lain, alam semesta ada selamanya namun
mengembang dan runtuh pada interval berbeda dengan ledakan besar menandai
setiap siklusnya.4 Alam
semesta tempat kita tinggal merupakan salah satu alam semesta tanpa batas itu
yang sedang melalui siklus yang sama. Skenario tersebut tidak didukung oleh
hasil-hasil riset ilmiah selama 15-20 tahun terakhir, yang menunjukkan bahwa
alam semesta yang berosilasi seperti itu tidak mungkin terjadi. Lebih jauh,
hukum-hukum fisika tidak bisa menerangkan mengapa alam semesta yang mengerut
harus meledak lagi setelah runtuh ke dalam satu titik tunggal: ia harus tetap
seperti apa adanya. Hukum-hukum fisika juga tidak bisa menerangkan mengapa
alam semesta yang mengembang harus mulai mengerut lagi
3. Model alam semesta kuantum
Pendukung
model ini mendasarkannya pada observasi fisika kuantum (subatomik).Dalam
fisika kuantum, diamati bahwa partikel-partikel subatomik muncul dan
menghilang secara spontan dalam ruang hampa. Menginterpretasikan pengamatan
ini sebagai "materi dapat muncul pada tingkat kuantum, ini merupakan
sebuah sifat yang berkenaan dengan materi", beberapa ahli fisika mencoba
menjelaskan asal materi dari ketiadaan selama penciptaan alam semesta sebagai
"sifat yang berkenaan dengan materi" dan menyatakannya sebagai bagian
dari hukum-hukum alam. Dalam model ini, alam semesta kita diinterpretasikan
sebagai partikel subatomik di dalam partikel yang lebih besar. Akan tetapi,
silogisme ini sama sekali tidak mungkin dan bagai-manapun tidak bisa
menjelaskan bagaimana alam semesta terjadi. Jadi, dalam fisika kuantum, materi
"tidak ada kalau sebelumnya tidak ada."Yang terjadi adalah bahwa
energi lingkungan tiba-tiba menjadi materi dan tiba-tiba pula menghilang
menjadi energi lagi. Singkatnya, tidak ada kondisi "keberadaan dari ketiadaan"
seperti klaim mereka.5
4. Teori Keadaan Stabil
Pada pertengahan abad ke
20, seorang ahli astronomi bernama Fred Hoyle mengemukakan sebuah teori. Teori
itu dinamakan ”Teori keadaan Stabil”. Teori ini mengatakan
4. Ibid
5. Ibid h.6. 5
bahwa saat alam semesta
mengembang ada penyusun – penyusun alam
semesta yang terbentuk sendiri.
Penyusun – penyusun yang
terbentuk itu mengisi tempat – tempat yang kosong di alam semesta. Dengan cara
ini alam semesta tetap berada dalam keadaan yang stabil.Teori ini mutlak
bertentangan dengan "teori Dentuman Besar", Teori ini akhirnya mulai
ditinggalkan setelah beberapa ilmuwan melakukan penelitian yang semakin
memperkuat Teori Ledakan Besar. Diantaranya penelitian dari Arno Penzias dan
Robert Wilson yang menemukan menemukan sebentuk radiasi yang disebut "radiasi
latar belakang kosmik", radiasi ini tidak seperti apa pun yang
berasal dari seluruh alam semesta karena luar biasa seragam. Radiasi ini tidak
dibatasi, juga tidak mempunyai sumber tertentu; alih-alih, radiasi ini
tersebar merata di seluruh jagat raya.Segera disadari bahwa radiasi ini adalah
gema Dentuman Besar, yang masih menggema balik sejak momen pertama ledakan
besar tersebut. Gamov telah mengamati bahwa frekuensi radiasi hampir mempunyai
nilai yangsama dengan yang telah di-perkirakan oleh para
ilmuwan sebelumnya. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan
mereka.6
5.
Teori Dentuman
Besar ( Big Bang)
Sejak tahun 1920-an, telah muncul
bukti tegas bahwa pendapat penganut materialis tentang terciptanya alam
semesta adalah tidak benar.Para ilmuwan sekarang merasa pasti bahwa jagat raya
tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang tak
terbayangkan, yang dikenal sebagai "Dentuman Besar (Big Bang)".Teori
Dentuman Besar menyatakan alam semesta dimulai dengan ledakan tunggal.Tahun
1920-an adalah tahun yang penting dalam perkembangan astronomi modern. Pada
tahun 1929,seorang astronomer Amerika,
Edwin Hubble, yang bekerja di Observatorium Mount Wilson California, membuat
penemuan paling penting dalam sejarah astronomi. Kesimpulan dari penemuan
Hubble adalah bahwa semua materi di alam semesta ini terpadatkan dalam massa
satu titik yang mempunyai "volume nol" karena gaya
gravitasinya yang sangat besar. Alam semesta muncul dari hasil ledakan massa
yang mempunyai volume nol ini. Ledakan ini mendapat sebutan "Dentuman
Besar" dan keberadaannya telah berulang-ulang ditegaskan dengan bukti
pengamatan. Ada kebenaran lain yang ditunjukkan Dentuman Besar ini. Untuk
mengatakan bahwa sesuatu mempunyai volume nol adalah sama saja dengan
mengatakan sesuatu itu "tidak ada". Seluruh alam semesta dicip-takan
dari "ketidakadaan" ini.
6 Ibid h.3. 6
Dan lebih jauh, alam semesta mempunyai permulaan,
berlawanan dengan pendapat materialisme, yang mengata-kan bahwa "alam
semesta sudah ada selamanya".Oleh karena itu Teori Dentuman / Ledakan
Besar ini adalah teori yang menguatkan adanya mekanisme penciptaan dalam
terbentuknya alam semesta ini.Alam semesta yang berjalan sebagai sebuah system
yang teratur, seimbang, dan dinamis tidak mungkin tercipta secara spontan dan
dengan sendirinya.Adalah hal yang sangat mustahil alam semesta terbentuk
secara spontan.Tidak mungkin sebuah gedung bertingkat terbentuk dengan
sendirinya. Walaupun terdapat semen,pasir, batu, dan besi sebuah gedung tidak
akan berdiri jika tanpa campur tangan manusia yang membuatnya. Begitu juga
alam semesta sebagai sebuah system yang lebih besar dan lebih rumit dari
sebuah gedung bertingkat, tidak akan terbentuk tanpa ada campur tangan dari
Yang Menciptakan. ".7
6. Teori Penciptaan
Teori ini sebenarnya merupakan perwujudan dari teori
Dentuman Besar.Bahwa alam semesta terjadi sebagai hasil penciptaan.
Prinsip antropi yang telah disebutkan sebelumnya mengungkapkan bahwa setiap
detail alam semesta telah dirancang bagi makhluk untuk bias berada di dalamnya
dan bahwa tidak mungkin itu terjadi secara kebetulan. Meskipun keberadaan
Tuhan sudah tidak diragukan lagi, tetapi sampai sekarang masih saja ada orang
yang tidak mau mengakuinya.Salah satu keyakinan yang tidak mau mengakui
keberadaan Tuhan adalah keyakinan materialisme.Para penganut materialism
meyakini bahwa alam semesta ada dengan sendirinya.
C.
PROSES TERJADINYA
ALAM SEMESTA
Banyak ilmuwan percaya bahwa alam semesta adalah hasil
dari sebuah ledakan besar yang disebut Ledakan Besar ( Big Bang), yang terjadi
sekitar 14 Milyar tahun yang lalu. Ledakan Besar adalah ledakan semua materi
di alam semesta yang sebelumnya termampatkan menjadi daerah sangat kecil
bersuhu lebih dari 10 Milyar 0C.
7Ikhlasul Adi Nugroho, Bumi & Tata Surya, Yogyakarta :
Empat Pilar Pendidikan,2007,h.11
Materi tersebut meledak begitu cepat. Hingga kini alam
semesta masih terus tumbuh membesar. Para ilmuwan percaya bahwa tanda – tanda
yang tersisa dari Ledakan Besar adalah bahwa suhu rata – rata alam semesta
adalah 30C di atas titik nol absolut, yaitu suhu terendah yang
mungkin dicapai. Hal itu mungkin berasal dari sisa Ledakan Besar yang suhunya
terus menurun.Para ilmuwan menemukan bahwa alam semesta masih terus bertambah
besar. Materi dan kumpulan bintang masih terus bergerak menjauh satu sama
lain. Lalu bagaimanakah bintang – bintang dan planet – planet terbentuk ? Atom
– atom memiliki gravitasi, artinya mereka akan menarik benda – benda yang
mendekati mereka. Setelah Ledakan Besar, gravitasi membuat atom – atom
berkumpul bersama untuk membentuk bintang dan planet.Alam semesta terbuat dari atom.Ketika alam semesta mendingin setelah
Ledakan Besar, partikel – partikel kecil yang disebut proton, electron dan
neutron terbentuk.Partikel – partikel ini saling bergabung untuk membentuk
jenis – jenis atom yang berbeda. Sebagai contoh sebuah atom helium terdiri
dari dua elektron, dua proton, dan dua
neutron.Para ilmuwan tak mengetahui secara pasti seberapa besar alam semesta.
Sejauh ini, peralatan mereka telah mampu melihat sejauh10.000 juta tahun
cahaya keluar angkasa, dan di sana terdapat barisan panjang galaksi – galaksi.
8Tidak ada yang tahu pasti apa yang menyebabkan letusan dahsyat
tersebut. Namun para ilmuwan telah memiliki sebuah perkiraan yang mendekati
kebenaran tentang apa yang terjadi setelah letusan tersebut. Alam semesta yang
baru saja terbentuk begitu panas dan berukuran kecil. Pada awalnya semesta
tersebut berputar dengan kecepatan tinggi dan menyemburkan percikan – percikan
bola api. Mulailah terbentuk bahan – bahan semesta tersebut. Ratusan tahun
kemudian terlihatlah alam semesta seperti sebuah bola api raksasa. Alam semesta
seperti sebuah balon hitam besar dengan titik – titik putih pada permukaan
balon tersebut.Warna hitam balon tersebut mewakili ruang angkasa dan titik –
titik putih tersebut adalah galaksi yang ada. Seiring dengan bertambah
besarnya balon tersebut, semesta menjadi lebih dingin. Kemudian terbentuklah
gas hydrogen.Gas tersebut kemudian pecah menjadi gumpalan – gumpalan
gas.Gumpalan tersebut membentuk gugusan galaksi dan bintang.Akhirnya planet
seperti bumi terbentuk diantara bintang bintang.Bukti jika alam semesta
berasal dari sebuah ledakan besar adalah keharusan adanya sisa ledakan
tersebut.Pernyataan itu dikeluarkan oleh George Gamow pada tahun 1948.Dua
puluh tahun kamudian, pernyataan Gamow terbukti benar.
8A. Gunawan Admiranto, Tata Surya, Yogyakarta : Kanisius,
2000, h.5.
Dua ilmuwan bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan radiasi
di ruang angkasa.Radiasi tersebut tidak mempunyai sumber.Radiasi tersebut
tersebar merata di seluruh ruang angkasa. Radiasi inilah sisa – sisa ledakan
besar 9
KEAJAIBAN ALAM
SEMESTA
Bahwa alam semesta
ini diciptakan agar sesuai untuk bisa ditinggali.Di alam semesta, miliaran bintang dan galaksi yang tak terhitung
jumlahnya bergerak dalam orbit yang terpisah. Meskipun demikian, semuanya
berada dalam keserasian. Bintang, planet, dan bulan beredar pada sumbunya
masing-masing dan dalam sistem yang ditempatinya ma-sing-masing. Terkadang
galaksi yang terdiri atas 200-300 miliar bintang bergerak melalui satu sama
lain. Selama masa peralihan dalam beberapa contoh yang sangat terkenal yang
diamati oleh para astronom, tidak terjadi tabrakan yang menyebabkan kekacauan
pada keteraturan alam semesta.
Di
seluruh alam semesta, besarnya kecepatan benda-benda langit ini sangat sulit
dipahami bila dibandingkan dengan standar bumi. Jarak di ruang angkasa
sangatlah besar bila bandingkan dengan pengukuran yang dilakukan di bumi.
Dengan ukuran raksasa yang hanya mampu digambarkan dalam angka saja oleh ahli
matematika, bintang dan planet yang bermassa miliaran atau triliunan ton, galaksi,
dan gugus galaksi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat
tinggi.
Misalnya,
bumi berotasi pada sumbunya dengan kecepatan rata-rata 1.670 km/jam. Dengan
mengingat bahwa peluru tercepat memiliki kece-patan rata-rata 1.800 km/jam,
jelas bahwa bumi bergerak sangat cepat meskipun ukurannya sangat besar.
Kecepatan
orbital bumi mengitari matahari kurang-lebih enam kali lebih cepat dari
peluru, yakni 108.000 km/jam. (Andaikan kita mampu membuat kendaraan yang
dapat bergerak secepat ini, kendaraan ini dapat mengitari bumi dalam waktu 22
menit.)
Namun,
angka-angka ini baru mengenai bumi saja. Tata surya bahkan lebih menakjubkan
lagi. Kecepatan tata surya mencapai tingkat di luar batas logika manusia. Di
alam semesta, meningkatnya ukuran suatu tata surya diikuti oleh meningkatnya
kecepatan.
9Ikhlasul Adi Nugroho, Bumi & Tata Surya, Yogyakarta :
Empat Pilar Pendidikan,2007,h.11
Tata surya beredar mengitari pusat
galaksi dengan kecepatan 720.000 km/jam. Kecepatan Bima Sakti sendiri, yang
terdiri atas 200 miliar bintang, adalah 950.000 km/jam di ruang
angkasa.Kecepatan yang luar biasa ini menunjukkan bahwa hidup kita berada di
ujung tanduk. Biasanya, pada suatu sistem yang sangat rumit, kecelakaan besar
sangat sering terjadi. Namun, sistem ini tidak memiliki “cacat” atau “tidak
seimbang”. Alam semesta, seperti juga segala sesuatu yang ada di dalamnya,
tidak dibiarkan “sendiri” dan sistem ini bekerja sesuai dengan keseimbangan
yang telah ditentukan oleh yang Menciptakan alam semesta itu sendiri. 11 Jika terdapat pertanyaan “ Akankah alam semesta ini terus berkembang
? “ maka jawabannya adalah Ya. Bahkan menurut para ilmuwan perkembangannya
akan lebih cepat.
10Harun Yahya, Menyingkap Rahasia Alam Semesta,
Bandung : Dzikra,2002,h.206
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
- Alam semesta adalah wilayah di luar planet kita yang disebut ruangangkasa beserta seluruh isinya seperti planet – planet dan bintang - bintang
- Proses terjadinya alam semesta di awali dengan peristiwa Ledakan Besar. Materi dan partikel hasil ledakan tersebut saling menjauh kemudian alam semesta yang baru saja terbentuk begitu panas dan berukuran kecil. Pada awalnya semesta tersebut berputar dengan kecepatan tinggi dan menyemburkan percikan – percikan bola api. Mulailah terbentuk bahan – bahan semesta tersebut. Seiring dengan bertambah besarnya balon tersebut, semesta menjadi lebih dingin. Kemudian terbentuklah gas hydrogen. Gas tersebut kemudian pecah menjadi gumpalan – gumpalan gas. Gumpalan tersebut membentuk gugusan galaksi dan bintang.
- Beberapa teori tentang asal usul alam semesta : teori materialism, teori alam semesta berosilasi, teori alam semesta kuantum, teori keadaan stabil, teori Big Bang, Teori Penciptaan
- Peristiwa Big Bang (Ledakan Besar) adalahledakan sebuah massa yang mempunyai volume nol dikarenakan massa ini memiliki gaya gravitasi yang sangat kuat. Hasil ledakan ini yang membentuk alam semesta.
- Hingga saat ini alam semesta terus berkembang. Para Ilmuwan tidak mengetahui sampai kapan alam semesta berkembang dan berapa luas alam semesta itu.
B. SARAN
Tak ada gading yang
tak retak, tak ada sesuatu yang
sempurna kecuali Allah SWT. Segala kesalahan datangnya dari kami dan segala
ilmu dan kebenaran datangnya dari Allah . Oleh karena itu , kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Admiranto, A. Gunawan, Tata Surya, Yogyakarta : Kanisius,2013.
Harry Ford & Kay Burnham, Ruang Angkasa, Jakarta : PT. Gelora
Aksara Pratama, 2003.
Nurgroho, Ikhlasul Ardi, Bumi & Tata Surya, Yogyakarta: Empat Pilar Pendidikan, 2007.
Yahya, Harun, Pesona di Angkasa Raya, Bandung : Dzikra, 2004.
Yahya, Harun, Penciptaan Alam Semesta, Bandung : Dzikra, 2004.
Yahya, Harun, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, Bandung : Dzikra, 2002.
12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar