A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan
merupakan fitrah manusia yang harus terpenuhi karena sebagai fitrah, pendidikan
harus senantiasa disesuaikan dengan fitrah kemanusiaan yang hakiki yakni menyangkut aspek material dan
spiritual, aspek keilmuan sekaligus moral, aspek duniawi sekaligus ukhrowi.
Pendek kata, pendidikan khususnya pendidikan Islam haraus mampu mencetak
pribadi muslim ideal sebagai Abdullah dan sebagai khalifah.
Dalam
proses pendidikan Islam pendidik dituntut tidak hanya menguasai sejumlah materi
yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi ia harus juga menguasai
berbagai metode dan tehnik pendidikan. Sebuah ungkapan popular kita kenal
dengan “metode jauh lebih penting dari materi”. Demikian urgennya metode dalam
proses pendidikan dan pengajaran, sebuah proses belajar mengajar (PBM) bisa
dikatakn tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak menggunakan metode
karena metode menempati posisi kedua terpenting setelah tujuan dari sederetan komponen-
komponen pembelajaran: tujuan, metode, materi medis dan evaluasi.[1]
Seorang
pendidik dituntut agar cermat memilih dan menetapkan metode apa yang tepat
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Karena
dalam proses belajar mengajar dikenal ada beberapa macam metode yang
selanjutnya akan kami bahas.
Tujuan
diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar pendidikan
Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta
didik untuk mengamalkan ajaran Islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan
gairah belajar peserta didik secara mantap.
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
1.
Pengertian Filsafat
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata
Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau
hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta, cinta terhadap ilmu atau
hikmah.[2]
Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani
mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap
hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan
menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa
filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab
dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.[3]
Filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang
berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving),
dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia
berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya
disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.[4]
2.
Pengertian Filsafat Islam
Kata Filsafat dididentikkan dengan al-Hikmah.
Dilihat dari kesamaan makna sebagaimana diungkapkan al-arabitentang al-Hikmah,
العلم بحقائق
الأشياء والعملبمقتضاها
Proses pencarian hakikat sesuatu dan perbuatan.[5]
Menurut Ahmad Fuad al-Ahwani : Filsafat
Islam adalah pembahasan tentang alam dan manusia yang disinari ajaran Islam.
Dan menurut Mustofa Abdur Razik : Filsafat Islam adalah filsafat yang tumbuh di
negeri Islam dan di bawah naungan negara Islam, tanpa memandang agama dan
bahasa-bahasa pemiliknya.[6]
Dengan demikian, Islam di sini menjadi jiwa
yang mewarnai suatu pemikiran. Islam di sini adalah roh sebagai nilai spiritual
sebuah filsafat Islam.
3.
Pengertian Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan adalah Kegiatan sistematis
untuk mengatur dan memperjelas tujuan-tujuan, nilai-nilai pendidikan yang
hendak dicapai.
Ada juga yang menyatakan bahwa filsafat pendidikan
adalah ilmu yang akan menjawab pandangan-pandangan dalam dunia pendidikan yang
merupakan analisa filosofis terhadap ranah pendidikan.[7]
4.
Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan Islam adalah kajian-kajian
pemikiran yang menyeluruh tentang pendidikan berdasarkan ajaran Islam.
B.
METODE
PENDIDIKAN ISLAM
Metode
berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang
artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan.
Sementara
itu, pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab
untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik ke arah kedewasaan dan dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka pendidikan Islam adalah sebuah
proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi
yang dimilikinya untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya
sebagai Khalifah Allah swt., baik kepada Tuhannya, sesama manusia, dan sesama
makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud selalu berdasarkan kepada ajaran Al
Qur'an dan Al Hadits. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metodologi
pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian
tujuan pendidikan Islam.[8]
Dalam
penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana
seseorag pendidik dapat memahami hakikat metode dalam relevansinya denagn
tujuan utama pendidikan Islam yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang
senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah swt. Tujuan diadakan metode adalah
menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna
dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui
teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantab.
Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pandidikan Islam adalah mengarahkan
keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar
berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar
mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Di samping itu, dalam uaraian
tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi
pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan
peserta didik
Tugas
utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip
psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang
terealisasi melalui penyampaian
keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati, dan
meyakini materi yang diberiakan, serta meningkatkan ketrampilan olah pikir.[9]
Pada dasarnya metode pandidikan Islam sangat
efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga
aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati
manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendepan Islam. Selain
itu, Metode Pendidikan Islam akan mampu menempatkan manusia diatas luasnya
permukaan bumi dan dalam masa yang tidak demikian kepada penghuni bumi lainnya,
adapun metode yang dianggap penting dan paling menonjol adalah:[10]
1.
Metode Mutual Education
Yaitu sesuatu metode mendidik secara kelompok
yang pernah dicontohkan nabi. Misalnya dicontohkan nabi sendiri dalam
mengerjakan sholat dengan mendemonstrasikan cara-cara sholat yang baik.
Beliau bersabda yang artinya “Sholatlah kamu
sekalian sebagaimana aku sholat (HR. Bukhori)”.
Juga menganjurkan sholat secara berjamaah
dengan pahalanya berlipat 27 kali atau sholat jum’at setiap hari Jum’at
seminggu sekali, dan sebagainya. Dengan cara berkelompok inilah maka proses
mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan lebih efektif, oleh karena satu sama
lain dapat salaing bertanya dan saling mengoreksi bila satu sama lain melakukan
kesalahan.
2.
Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
Metode kisah disebut juga metode cerita yakni
cara mendidik dengan mengandalkan bahasa, baik lisan
maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah islam,
yakin Al-Qur’an dan
Hadits.
Dalam Al-Qur’an dijumpai
banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa
lampau. Seperti kisah kerasulan
nabi-nabi terdahulu dan peran mereka dalam menyebarkan agama Alloh swt dan
dengan kebesaran mukjizat yang diberikan Alloh kepadanya. Dengan mengetahui hal
ini peserta didik diharapakan dapat menarik kesimpulan atau mengambil hikmah
dari cerita yang telah mereka ketahui.
Pentingnya metode kisah
diterapkan dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan memberikan
kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan
mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis
terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan)
yang baik bagi kehidupan mereka, terutama untuk memebentuk akhlak pada
kepribadian masing-masing peserta didik.
3.
Metode Perumpamaan
Metode ini, disebut pula metode “amsal”
yakni cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami
suatu konsep.perumpamaan yang diungkapkan Al-Qur’an memiliki
tujuan Psikologi Edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan
ketinggian maksudnya. dampak edukatif dari perumpamaan Al-Quran dan Nabawi
diantaranya :
a.
Memberikan kemudahan dalam memahami suatu
konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda sebagai
contoh konkrit dalam Al-Quran.
b.
Mempengaruhi emosi yang sejalan dengan konsep
yang diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka perasaan ketuhanan.
c.
Membina akal untuk terbiasa berfikir secara
valid pada analogis melalui penyebutan premis-premis.
d.
Mampu mencipatan motivasi yang menggerakkan
aspek emosi dan mental manusia.
4.
Metode Keteladanan
Metode ini, disebut juga metode meniru yakni
suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh
teladan yang baik kepada anak didik. Dalam Al-Qur’an, kata
teladan diproyeksikan dengan kata Uswah yang kemudian diberikan sifat
dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik. Metode
keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik
memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan.
Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan Akhlak
Al-Mahmudah kepada peserta didik.
Acuan dasar dalam berakhlak al-mahmudah adalah Rosulullah dan para Nabi lainnya yang
merupakan suri tauladan bagi umatnya.seorang pendidik dalam berinteraksi dengan
anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif maupun negatif,
seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa
anak didik dengan cara-cara yang merusak fitrohnya.
Nilai edukatif keteladanan daam dunia
pendidikan adalah metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya
dalammempersiapkan danmembentuk moral spriritual dan sosial anak didik.
Keteladanan itu ada dua macam :
a.
Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh
si terdidik
b.
Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang
akan ditanamkan pada terdidik,sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi
terdidik.
5.
Metode Ibrah dan Mau’izhah
Metode ini disebut juga metode “nasehat”
yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberi
motivasi. Metode Ibrah atau mau’zhah (nasehat) sangat efektif dalam pembentukan
anak didik terhadap hakekat sesuatu, serta
memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan
prinsip-prinsip islam. Menurut Al-Qur’an, metode
nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan dalam arti
ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka seolah-olah tidak mau tau
kebenaran tersebut terlebih melaksanakannnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya
dasar psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati,
terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi tertentu.
6.
Metode Targhib dan Tarhib
Metode ini, disebut pula metode “ancaman” dan atau “intimidasi” yakni suatu metode
pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman atas kesalahan
yang dilakukan peserta didik. Istilah Targhib dan Tarhib dalam
al-qur’an dan As-Sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang
disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan Rosulnya. jadi, juga dapat
diartikan sebagai ancaman Alloh melalui
penonjolan salah satu
sifat keagungan dan kekuatan illahiyah agar mereka(peserta didik) teringat
untuk tidak melakukan kesalahan.
Ada beberapa kelebihan yang paling berkenaan
dengan metode Targhib dan Tarhib ini antara
lain:
a.
Taghib dan Tarhib bertumpu pada pemberian
kepuasan dan argumentasi.
b.
Targhib dan Tarhib disertai
gambaran keindahan surge ynag
menakjubkan atau pembebasan azab neraka.
c.
Targhib dan Tarhib Islami bertumpu pada
pengobatan emosa dan pembinaan efeksi ketuhanan.
C.
ANALISA
FILSAFAT TERHADAP METODE PENDIDIKAN ISLAM
Filsafat
sebagai akar dari berbagai macam ilmu mencoba untuk menjawab masalah-masalah
dalam kehidupan, dalam kontek pembahasan makalah ini adalah pendidikan islam.
Pendidikan yang mempunyai metode praktis–ilmiah terapan dan bertujuan
menjadikan manusia cendikiawan seutuhnya yang merupakan lembaga yang patut di
utamakan.
Berkenaan
dengan metode pendidikan islam muncul pertanyaan bagaimana metode yang efektif
untuk mencapai tujuan Pendidikan Islam?
Sebelum mejawab
pertanyaan tersebut coba kita tengok lagi apa tujuan pendidikan islam.
Tujuan
pendidikan islam menurut para pakar adalah sebagai berikut:
1.
Mendidik
aqlak dan jiwa peserta didik.
2.
Menanamkan
rasa keutamaan atau fadilah.
3.
Menanamkan
peserta didik untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya dengan penuh keikhlasan
dan kejujuran.
4.
Membiasakan
peserta didik mempunyai kesopanan tinggi.
Bagaimana
metode yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Metode pendidikan
sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pendidikan yang ideal.metode
yang tepat mengandung nilai-nilai intrinsic dan ekstrinsik yang sejalan dengan
mata pelajaran dan secara fungsional dapat di pakai untuk merealisasikan
nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan islam.
Pada
hakekatnya metode pendidikan islam merujuk pada al qur’an dan al hadits.
Sebagai contoh dimasa rosul dan sahabat,pendidikan sangat bergantung dengan
ajaran al qur’an, terlebih ketika aisyah menegaskan, sesunguhnya akhlaq rosul
adalah al qur’an.
Metode yang
digunakan dalam pendidikan islam yaitu
1.
thoriqoh
ilmiah yakni berhubungan dengan bangunan penyampaian ilmu mencakup media
pengajaran kurikulum dan keseimbangan antara teoritis Dan praktis.
2.
Thoriqoh
irodah yakni metode untuk mendorong beramal,dengan cara memahami al
qur’an,bersedekah,meningalkan perbuatan keji dan ibadah.
An Nahlawi
menjelaskan tujuh metode pendidikan islam yaitu:
1) Materi percakapan dari al qur’an dan al
hadits.
2) Cerita dari al quran dan al hadits.
3) Perumpamaaan .
4) Member contoh.
5) Latian dan pembiasaan.
6) Nasehat.
7) Memotifasi.
Al-abrash
menawarkan beberapa metode yaitu:
1) Istiqra’iyah (inductive).
2) Qiyasiyah (deduktif).
3) Muhadaroh (ceramah).
4) Hiwariyah (percakapa).
5) Tanqibiyah (penugasan).
6) I’jab (apresiasi).
7) Ibtikar (kreasi).
8) Dirosad al-irsadiyah (supervise studi).
9) Iktibar (testing atau evaluasi).[12]
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uraian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode yang efektif dapat di gunakan
sebagai suatu langkah untuk mencapai tujuan pendidikan islam.
Islam dengan
sumber ajarannya al Qur’an dan al Hadist yang diperkaya oleh penafsiran para
ulama ternyata telah menunjukkan dengan jelas dan tinggi terhadap berbagai
masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan. Karenanya tidak heran ntuk kita
katakan bahwa secara epistimologis Islam memilki konsep yang khas tentang
pendidikan, yakni pendidikan Islam. Demikian pula pemikiran filsafat Islam yang
diwariskan para filosof Muslim sangat
kaya dengan bahan-bahan yang dijadikan rujukan guna membangun filsafat
pendidikan Islam. Konsep ini segera akan memberikan warna tersendiri terhadap
dunia pendidikan jika diterapkan secara konsisten. Namun demikian adanya
pandangan tersebut bukan berarti Islam bersikap ekslusif. Rumusan, ide dan
gagasan mengenai kependidikan yang dari luar dapat saja diterima oleh Islam
apabila mengandung persamaan dalam hal prinsip, atau paling kurang tidak
bertentangan. Tugas kita selanjutnya adalah melanjutkan penggalian secara
intensif terhadap apa yang telah dilakukan oleh para ahli, karena apa yang
dirumuskan para ahli tidak lebih sebagai bahan perbangdingan, zaman sekarang
berbeda dengan zaman mereka dahulu. Karena itu upaya penggalian masalah
kependidikan ini tidak boleh terhenti, jika kita sepakat bahwa pendidikan Islam
ingin eksis ditengah-tengah percaturan global.
Mohon maaf
apabila dalam penulisan terdapat kekurangan.untuk itu keritik dan saran kami
harapkan demi kesempurnaaan makalah kami. Terima kasih kami haturkan kepada
seluruh pihak dalam penulisan makalah ini,sekian dan terima kasih.
Daftar Pustaka
Ø
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat
Pers, Jakarta 2002
Ø
Drijarkara S.J., Percikan Filsafat, Jakarta, 1962.
Ø
Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam, Pustaka Setia, Bandung,
2010
Ø
Muhyyi ad-Din al-Arabi,Fushus al-Hikam, t. penerbit, t.t.,
Ø
Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan
Islam II (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997)
Ø
Abdullah Mujib, Ilmu
Pendidikan Islam (Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset, 2008)
Ø
Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan
Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta : Gema Insani, 1995)
Ø
Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html.
diakses 20 Maret 2013.
Ø
[1]http://banihadi.blogspot.com/2011/07/makalah-tinjauan-filsafat-terhadap.html
[1]
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan
Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta 2002, halm 109
[2] Drijarkara S.J., Percikan Filsafat, Jakarta,
1962, hal. 5
[3] Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam,
Pustaka Setia, Bandung, 2010, hal. 18-19
[4] Ibid, hal. 17
[5] Muhyyi ad-Din al-Arabi,Fushus al-Hikam,
t. penerbit, t.t., hal.3
[6] Dedi Supriyadi, Pengantar…, hal. 28
[10] Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta : Gema
Insani, 1995),hal : 204
[11] Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html.
diakses 20 Maret 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar