Jumat, 08 Mei 2015

MAKALAH ANALISA FILSAFAT TERHADAP METODE PENDIDIKAN ISLAM




A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan fitrah manusia yang harus terpenuhi karena sebagai fitrah, pendidikan harus senantiasa disesuaikan dengan fitrah kemanusiaan yang hakiki  yakni menyangkut aspek material dan spiritual, aspek keilmuan sekaligus moral, aspek duniawi sekaligus ukhrowi. Pendek kata, pendidikan khususnya pendidikan Islam haraus mampu mencetak pribadi muslim ideal sebagai Abdullah dan sebagai khalifah.
Dalam proses pendidikan Islam pendidik dituntut tidak hanya menguasai sejumlah materi yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi ia harus juga menguasai berbagai metode dan tehnik pendidikan. Sebuah ungkapan popular kita kenal dengan “metode jauh lebih penting dari materi”. Demikian urgennya metode dalam proses pendidikan dan pengajaran, sebuah proses belajar mengajar (PBM) bisa dikatakn tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak menggunakan metode karena metode menempati posisi kedua terpenting setelah tujuan dari sederetan komponen- komponen pembelajaran: tujuan, metode, materi medis dan evaluasi.[1]
Seorang pendidik dituntut agar cermat memilih dan menetapkan metode apa yang tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Karena dalam proses belajar mengajar dikenal ada beberapa macam metode yang selanjutnya akan kami bahas.
Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar pendidikan Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ajaran Islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantap.


PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
1.      Pengertian Filsafat
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta, cinta terhadap ilmu atau hikmah.[2]
Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.[3]
Filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.[4]
2.      Pengertian Filsafat Islam
Kata Filsafat dididentikkan dengan al-Hikmah. Dilihat dari kesamaan makna sebagaimana diungkapkan al-arabitentang al-Hikmah,
العلم بحقائق الأشياء والعملبمقتضاها
Proses pencarian hakikat sesuatu dan perbuatan.[5]
 Menurut Ahmad Fuad al-Ahwani : Filsafat Islam adalah pembahasan tentang alam dan manusia yang disinari ajaran Islam. Dan menurut Mustofa Abdur Razik : Filsafat Islam adalah filsafat yang tumbuh di negeri Islam dan di bawah naungan negara Islam, tanpa memandang agama dan bahasa-bahasa pemiliknya.[6]
Dengan demikian, Islam di sini menjadi jiwa yang mewarnai suatu pemikiran. Islam di sini adalah roh sebagai nilai spiritual sebuah filsafat Islam.
3.      Pengertian Filsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan adalah Kegiatan sistematis untuk mengatur dan memperjelas tujuan-tujuan, nilai-nilai pendidikan yang hendak dicapai.
Ada juga yang menyatakan bahwa filsafat pendidikan adalah ilmu yang akan menjawab pandangan-pandangan dalam dunia pendidikan yang merupakan analisa filosofis terhadap ranah pendidikan.[7]
4.      Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
Filsafat pendidikan Islam adalah kajian-kajian pemikiran yang menyeluruh tentang pendidikan berdasarkan ajaran Islam.

B.     METODE PENDIDIKAN ISLAM
Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Sementara itu, pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai Khalifah Allah swt., baik kepada Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud selalu berdasarkan kepada ajaran Al Qur'an dan Al Hadits. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam.[8]
Dalam penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana seseorag pendidik dapat memahami hakikat metode dalam relevansinya denagn tujuan utama pendidikan Islam yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah swt. Tujuan diadakan metode adalah menjadikan proses dan hasil belajar mengajar ajaran Islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran peserta didik untuk  mengamalkan ketentuan ajaran islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara mantab. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pandidikan Islam adalah mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerja sama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik. Di samping itu, dalam uaraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan peserta didik
Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi  melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini materi yang diberiakan, serta meningkatkan ketrampilan olah pikir.[9]
Pada dasarnya metode pandidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk ilahi dan konsep-konsep pendepan Islam. Selain itu, Metode Pendidikan Islam akan mampu menempatkan manusia diatas luasnya permukaan bumi dan dalam masa yang tidak demikian kepada penghuni bumi lainnya, adapun metode yang dianggap penting dan paling menonjol adalah:[10]
1.      Metode Mutual Education
Yaitu sesuatu metode mendidik secara kelompok yang pernah dicontohkan nabi. Misalnya dicontohkan nabi sendiri dalam mengerjakan sholat dengan mendemonstrasikan cara-cara sholat yang baik.
Beliau bersabda yang artinya “Sholatlah kamu sekalian sebagaimana aku sholat (HR. Bukhori)”.
Juga menganjurkan sholat secara berjamaah dengan pahalanya berlipat 27 kali atau sholat jum’at setiap hari Jum’at seminggu sekali, dan sebagainya. Dengan cara berkelompok inilah maka proses mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan lebih efektif, oleh karena satu sama lain dapat salaing bertanya dan saling mengoreksi bila satu sama lain melakukan kesalahan.

2.      Metode Kisah Qur’ani dan Nabawi
Metode kisah disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari sumber pokok sejarah islam, yakin Al-Qur’an dan Hadits.
Dalam Al-Qur’an dijumpai banyak kisah, terutama yang berkenaan dengan misi kerasulan dan umat masa lampau. Seperti kisah kerasulan nabi-nabi terdahulu dan peran mereka dalam menyebarkan agama Alloh swt dan dengan kebesaran mukjizat yang diberikan Alloh kepadanya. Dengan mengetahui hal ini peserta didik diharapakan dapat menarik kesimpulan atau mengambil hikmah dari cerita yang telah mereka ketahui.
Pentingnya metode kisah diterapkan dalam dunia pendidikan karena dengan metode ini, akan memberikan kekuatan psikologis kepada peserta didik, dalam artian bahwa dengan mengemukakan kisah-kisah nabi kepada peserta didik, mereka secara psikologis terdorong untuk menjadikan nabi-nabi tersebut sebagai uswah (suri tauladan) yang baik bagi kehidupan mereka, terutama untuk memebentuk akhlak pada kepribadian masing-masing peserta didik.

3.      Metode Perumpamaan
Metode ini, disebut pula metode “amsal” yakni cara mendidik dengan memberikan perumpamaan, sehingga mudah memahami suatu konsep.perumpamaan yang diungkapkan Al-Qur’an memiliki tujuan Psikologi Edukatif, yang ditunjukkan oleh kedalaman makna dan ketinggian maksudnya. dampak edukatif dari perumpamaan Al-Quran dan Nabawi diantaranya :
a.       Memberikan kemudahan dalam memahami suatu konsep yang abstrak, ini terjadi karena perumpamaan itu mengambil benda sebagai contoh konkrit dalam Al-Quran.
b.      Mempengaruhi emosi yang sejalan dengan konsep yang diumpamakan dan untuk mengembangkan aneka perasaan ketuhanan.
c.       Membina akal untuk terbiasa berfikir secara valid pada analogis melalui penyebutan premis-premis.
d.      Mampu mencipatan motivasi yang menggerakkan aspek emosi dan mental manusia.

4.      Metode Keteladanan
Metode ini, disebut juga metode meniru yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladan yang baik kepada anak didik. Dalam Al-Qur’an, kata teladan diproyeksikan dengan kata Uswah yang kemudian diberikan sifat dibelakangnya seperti sifat hasanah yang berarti teladan yang baik. Metode keteladanan adalah suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan contoh teladanan yang baik kepada anak didik agar ditiru dan dilaksanakan. Dengan demikian metode keteladanan ini bertujuan untuk menciptakan Akhlak Al-Mahmudah  kepada  peserta didik.
Acuan dasar dalam berakhlak al-mahmudah  adalah Rosulullah dan para Nabi lainnya yang merupakan suri tauladan bagi umatnya.seorang pendidik dalam berinteraksi dengan anak didiknya akan menimbulkan respon tertentu baik positif maupun negatif, seorang pendidik sama sekali tidak boleh bersikap otoriter, terlebih memaksa anak didik dengan cara-cara yang merusak fitrohnya.
Nilai edukatif keteladanan daam dunia pendidikan adalah metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalammempersiapkan danmembentuk moral spriritual dan sosial anak didik. Keteladanan itu ada dua macam :
a.       Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh si terdidik
b.      Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang akan ditanamkan pada terdidik,sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi terdidik.

5.      Metode Ibrah dan Mau’izhah
Metode ini disebut juga metode “nasehat” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberi motivasi. Metode Ibrah atau mau’zhah (nasehat) sangat efektif dalam pembentukan anak didik terhadap hakekat sesuatu, serta memotivasinya untuk bersikap luhur, berakhlak mulia dan membekalinya dengan prinsip-prinsip islam. Menurut Al-Qur’an, metode nasehat hanya diberikan kepada mereka yang melanggar peraturan dalam arti ketika suatu kebenaran telah sampai kepadanya, mereka seolah-olah tidak mau tau kebenaran tersebut terlebih melaksanakannnya. Pernyataan ini menunjukkan adanya dasar psikologis yang kuat, karena orang pada umumnya kurang senang dinasehati, terlebih jika ditunjukkan kepada pribadi tertentu.

6.      Metode Targhib dan Tarhib
Metode ini, disebut pula metode “ancaman”  dan atau “intimidasi” yakni suatu metode pendidikan dan pengajaran dengan cara pendidik memberikan hukuman atas kesalahan yang dilakukan peserta didik. Istilah Targhib dan Tarhib dalam al-qur’an dan As-Sunnah berarti ancaman atau intimidasi melalui hukuman yang disebabkan oleh suatu dosa kepada Allah dan Rosulnya. jadi, juga dapat diartikan sebagai ancaman Alloh melalui penonjolan salah satu sifat keagungan dan kekuatan illahiyah agar mereka(peserta didik) teringat untuk tidak melakukan kesalahan.
Ada beberapa kelebihan yang paling berkenaan dengan metode Targhib dan Tarhib ini antara lain:
a.       Taghib dan Tarhib bertumpu pada pemberian kepuasan dan argumentasi.
b.      Targhib dan Tarhib disertai gambaran keindahan surge ynag menakjubkan atau pembebasan azab neraka.
c.       Targhib dan Tarhib Islami bertumpu pada pengobatan emosa dan pembinaan efeksi ketuhanan.
d.      Targhib dan Tarhib bertumpu pada pengontrolan emosi dan keseimbangan antara keduanya.[11]

C.     ANALISA FILSAFAT TERHADAP METODE PENDIDIKAN ISLAM
Filsafat sebagai akar dari berbagai macam ilmu mencoba untuk menjawab masalah-masalah dalam kehidupan, dalam kontek pembahasan makalah ini adalah pendidikan islam. Pendidikan yang mempunyai metode praktis–ilmiah terapan dan bertujuan menjadikan manusia cendikiawan seutuhnya yang merupakan lembaga yang patut di utamakan.
Berkenaan dengan metode pendidikan islam muncul pertanyaan bagaimana metode yang efektif untuk mencapai tujuan Pendidikan Islam?
Sebelum mejawab pertanyaan tersebut coba kita tengok lagi apa tujuan pendidikan islam.
Tujuan pendidikan islam menurut para pakar adalah sebagai berikut:
1.      Mendidik aqlak dan jiwa peserta didik.
2.      Menanamkan rasa keutamaan atau fadilah.
3.      Menanamkan peserta didik untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya dengan penuh keikhlasan dan kejujuran.
4.      Membiasakan peserta didik mempunyai kesopanan tinggi.
Bagaimana metode yang efektif untuk mencapai tujuan pendidikan islam. Metode pendidikan sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan pendidikan yang ideal.metode yang tepat mengandung nilai-nilai intrinsic dan ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan secara fungsional dapat di pakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan islam.
Pada hakekatnya metode pendidikan islam merujuk pada al qur’an dan al hadits. Sebagai contoh dimasa rosul dan sahabat,pendidikan sangat bergantung dengan ajaran al qur’an, terlebih ketika aisyah menegaskan, sesunguhnya akhlaq rosul adalah al qur’an.
Metode yang digunakan dalam pendidikan islam yaitu
1.      thoriqoh ilmiah yakni berhubungan dengan bangunan penyampaian ilmu mencakup media pengajaran kurikulum dan keseimbangan antara teoritis Dan praktis.
2.      Thoriqoh irodah yakni metode untuk mendorong beramal,dengan cara memahami al qur’an,bersedekah,meningalkan perbuatan keji dan ibadah.
An Nahlawi menjelaskan tujuh metode pendidikan islam yaitu:
1)      Materi percakapan dari al qur’an dan al hadits.
2)      Cerita dari al quran dan al hadits.
3)      Perumpamaaan .
4)      Member contoh.
5)      Latian dan pembiasaan.
6)      Nasehat.
7)      Memotifasi.

Al-abrash menawarkan beberapa metode yaitu:
1)      Istiqra’iyah (inductive).
2)      Qiyasiyah (deduktif).
3)      Muhadaroh (ceramah).
4)      Hiwariyah (percakapa).
5)      Tanqibiyah (penugasan).
6)      I’jab (apresiasi).
7)      Ibtikar (kreasi).
8)      Dirosad al-irsadiyah (supervise studi).
9)      Iktibar (testing atau evaluasi).[12]

PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode yang efektif dapat di gunakan sebagai suatu langkah untuk mencapai tujuan pendidikan islam.
Islam dengan sumber ajarannya al Qur’an dan al Hadist yang diperkaya oleh penafsiran para ulama ternyata telah menunjukkan dengan jelas dan tinggi terhadap berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan. Karenanya tidak heran ntuk kita katakan bahwa secara epistimologis Islam memilki konsep yang khas tentang pendidikan, yakni pendidikan Islam. Demikian pula pemikiran filsafat Islam yang diwariskan para filosof  Muslim sangat kaya dengan bahan-bahan yang dijadikan rujukan guna membangun filsafat pendidikan Islam. Konsep ini segera akan memberikan warna tersendiri terhadap dunia pendidikan jika diterapkan secara konsisten. Namun demikian adanya pandangan tersebut bukan berarti Islam bersikap ekslusif. Rumusan, ide dan gagasan mengenai kependidikan yang dari luar dapat saja diterima oleh Islam apabila mengandung persamaan dalam hal prinsip, atau paling kurang tidak bertentangan. Tugas kita selanjutnya adalah melanjutkan penggalian secara intensif terhadap apa yang telah dilakukan oleh para ahli, karena apa yang dirumuskan para ahli tidak lebih sebagai bahan perbangdingan, zaman sekarang berbeda dengan zaman mereka dahulu. Karena itu upaya penggalian masalah kependidikan ini tidak boleh terhenti, jika kita sepakat bahwa pendidikan Islam ingin eksis ditengah-tengah percaturan global.
Mohon maaf apabila dalam penulisan terdapat kekurangan.untuk itu keritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaaan makalah kami. Terima kasih kami haturkan kepada seluruh pihak dalam penulisan makalah ini,sekian dan terima kasih.

Daftar Pustaka
Ø  Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta 2002
Ø  Drijarkara S.J., Percikan Filsafat, Jakarta, 1962.
Ø  Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2010
Ø  Muhyyi ad-Din al-Arabi,Fushus  al-Hikam, t. penerbit, t.t.,
Ø  Attubani, Pengertian Filsafat Pendidikan Islam, www.riwayat.net, online 28 Mei 2012
Ø  Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997)
Ø  Abdullah Mujib,  Ilmu  Pendidikan Islam (Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset, 2008)
Ø  Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta : Gema Insani, 1995)
Ø  Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html. diakses 20 Maret 2013.
Ø  [1]http://banihadi.blogspot.com/2011/07/makalah-tinjauan-filsafat-terhadap.html




[1] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Pers, Jakarta 2002, halm 109
[2] Drijarkara S.J., Percikan Filsafat, Jakarta, 1962, hal. 5
[3] Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hal. 18-19
[4] Ibid, hal. 17
[5] Muhyyi ad-Din al-Arabi,Fushus  al-Hikam, t. penerbit, t.t., hal.3
[6] Dedi Supriyadi, Pengantar…, hal. 28
[7] Attubani, Pengertian Filsafat Pendidikan Islam, www.riwayat.net, online 28 Mei 2012
[8] Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan Islam II (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997),hal:  99
[9] Abdullah Mujib,  Ilmu  Pendidikan Islam (Jakarta : Fajar Inter Pratama Uffset, 2008), hal: 167
[10] Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (Jakarta : Gema Insani, 1995),hal : 204
[11] Http:/www.tuanguru.net/2011/111metode-pembelajaran-dalam-perspektif.html. diakses 20 Maret 2013.
[12]http://banihadi.blogspot.com/2011/07/makalah-tinjauan-filsafat-terhadap.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar