KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia – Nya lah,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “BERBAGAI MACAM SHOLAT SUNNAH” tepat pada waktunya. Tujuan pembuatan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Ibadah. Dengan membuat tugas
ini semoga wawasan kami semakin bertambah, aamiin.
Dalam
menyelesaikan makalah ini, tim penulis telah banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini tim penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak M. Nadzir, MSI. selaku dosen mata kuliah FIQH IBADAH yang
telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan tim penulis
mengenai tema makalah ini semakin bertambah.
2. Pihak pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah turut membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kami
menyadaribahwapenyusunanmakalahinimasihjauhdarikesempurnaan.Olehkarenaitu ,
kami sangatmengharapkanadanyakritikdan saran yang bersifatpositif,
gunapenulisanmakalah yang lebihbaiklagi di masa yang akandatang.
Harapan kami semogapenulisanmakalah yang
sederhanainibiasmemberikanmanfaatkepadakitasemua.
Semarang, Oktober
2014
Penuli
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah 3
B. RumusanMasalah 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat Sunnah 4
B. Pengertian sholat sunnah Berjamaah Dan
Macamnya 5
C. Pengertian Sholat Sunnah Munfarid Dan
Macamnya 12
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan 21
B.
Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sholat
merupakan kewajiban yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat muslim yang sudah
mukalaf. Dalam syariat Islam sholat itu terbagi kepada dua macam, yaitu sholat
fardhu dan sholat sunnah. Sengaja disayriatkan sholat sunnah ialah untuk
menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada sholat-sholat fardhu, maka perlu
disempurnakan dengan sholat sunnah. Selain itu juga karena sholat itu
mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain. Banyak sekali
macam-macam sholat sunnah yang disaryiatkan. Dengan demikan maka pada
kesempatan kali ini kami akan menguraikan dari macam-macam dari sholat sunnah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Pengertian Sholat Sunnah?
2.
Bagaimana
Pengertian Sholat Sunnah Berjamaah Dan Macam-Macamnya?
3.
Bagaimana
Pengertian Sholat Sunnah Munfarid Dan Macam-Macamnya?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PengertianShalatSunnah
Sholat
sunnah adalah sholat yang dikerjakan di luar sholat fardhu. Nabi Muhammad SAW
mengerjakan sholat sunnah selain untuk mendekatkan diri kepada Allah juga
mengharapkan tambahan pahala.[1] Seseorang yang mengerjakan sholat sunnah maka
ia akan mendapatan pahala, jika tidak dikerjakan pun ia juga tidak mendapatkan
dosa. Shalat sunnah terbagi dua yaitu:
1.
Shalat
sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status
hukumnya adalah muakkad,contohnya: shalat idul fitri, idul adha,
terawih, istisqa, kusuf dan khusuf.
2.
Shalat
sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status hukumnya ada
yang muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada
pula yang status hukumnya sunnah biasa ( ghairu muakkad ) seperti: shalat
tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain.
Ø Shalat sunah yang di anjurkan secara berjamaah
ü Shalat Id
ü Shalat Istisqo’
ü Shalat Gerhana
ü Shalat Tarawih
ü Shalat Witir
Ø Shalat sunnah yang dianjurkan secara munfarid :
ü Shalat rawatib
ü Shalat tahajud
ü Shalat istikharah
ü Shalat hajat
ü Shalat dhuha
ü Shalat Wudhu
ü Shalat sunnah tasbih
ü Shalat sunnah taubat
ü Shalat
Tahiyatul Masjid
ü Shalat
sunnah muthlaq
ü Shalat
sunnah awwabin
B.
Pengertian Sholat Sunnah
Berjamaah Dan Macam-macamnya
Shalatsunnah yang dilakukanberjamaahialahshalatsunnah
yangdikerjakansecarabersama-sama. Terdiridari imam danmakmum.Macam-macam shalatsunnah
yang dilakukandenganberjamaah :
- Shalat Sunnah Idain
Kata idain berarti dua hari raya,
yaitu hari raya idul fitri dan hari raya idul adha. Shalat idain adalah shalat
sunnah yang dilakukan karena datangnya hari raya idul fitri atau idul adha.
Shalat idul fitri di laksanakan pada tanggal 1 syawal, sedangkan
shalat idul adha di laksanakan pada tanggal 10 dzulhijjah. Shalat
idain disyariatkan pada tahun pertama hijriyah. Dan dianjurkan dilaksanakan di
lapangan dan berjama’ah.
Hukum melaksanakan kedua shalat ‘Id
ini sama, yakni sunnah muakkadah (yang dikuatkan/penting sekali).
Sejak disyariatkannya shalat ‘Id ini, Rasulullah Saw. tidak pernah
meninggalkannya. Allah berfirman dalam surat al-Kautsar (108) ayat 1-2:
!$¯RÎ)»oYøsÜôãr&trOöqs3ø9$#ÇÊÈÈe@|Ásùy7În/tÏ9öptùU$#urÇËÈ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberikan
kepadamu (hai Muhammad) nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena
Tuhanmu dan berkorbanlah” (QS. al-Kautsar (108): 1-2).
Kedua shalat hari raya tersebut
pada prinsipnya sama dalam hal tata caranya, kecuali niat dan waktunya yang
berbeda. Jumlah rekaat keduanya juga sama, yaitu dua rekaat. Waktu melaksanakan shalat ‘Idain ini adalah sejak terbit
matahari sampai tergelincir matahari. Akan tetapi, shalat ‘Idul Fitri lebih
baik diakhirkan sedikit daripada shalat ‘Idul Adha yang disunnahkan lebih pagi.
Setelah selesai melakukan shalat
‘Idain ini disusul dengan khutbah. Nabi dan para shahabatnya melakukan shalat
‘Idain sebelum khutbah seperti yang dijelaskan oleh Ibnu ‘Umar:
كان رسول الله
صلىّ الله عليه وسلّم و أبو بكر وعمر يصلّون العيدين قبل الخطبة (رواه الجماعة).
Artinya: Adalah Rasulullah Saw., Abu Bakar, dan ‘Umar
melakukan shalat ‘Idain sebelum khutbah (HR. Jama’ah ahli hadits).
Berikut adalah tata cara shalat ied menurut
madzab-madzhab:
Madzhab
|
Tata cara
|
Hanafi
|
Niat, mengucapkan takbiratul ihram, mengucapkan takbir 3 kali diselingi
dengan diam sejenak sekadar bacaan 3 kali atau juga boleh mengucapkan ﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﻮﺍﻠﺤﻤﺪﺍﷲﻮﻻﺍﻟﻪﺍﻻﺍﷲﻮﺍﷲﺍﻛﺑﺮ
Kemudian ﺍﻋﻮﺫﺑﺎﺍﷲﻤﻦﺍﻟﺷﻴﻄﺎﻦﺍﻟﺮﺟﻴﻢ acabmem setelah itu membaca alfatihah dan
surat, lalu ruku’ dan sujud. Rakaat kedua, membaca alfatihah, surat, takbir 3
kali, ruku’, sujud, menyempurnakan shalat hingga selesai.
|
Syafi’i
|
Mengucapkan takbiratul ihram, membaca doa iftihah, kemudian takbir tujuh
kali, tiap-tiap 2 takbir di selingiﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﻮﺍﻠﺤﻤﺪﺍﷲﻮﻻﺍﻟﻪﺍﻻﺍﷲﻮﺍﷲﺍﻛﺑﺮSecara perlahan, kemudian membacaﺍﻋﻮﺫﺑﺎﺍﷲﻤﻦﺍﻟﺷﻴﻄﺎﻦﺍﻟﺮﺟﻴﻢ kemudian membaca alfatihah, suratQaf, ruku’,
sujud. Rakaat kedua, membaca takbir yang kemudian di tambah 5 kali takbir
lagi, diantara 2 takbir diselingi membacaﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﻮﺍﻠﺤﻤﺪﺍﷲﻮﻻﺍﻟﻪﺍﻻﺍﷲﻮﺍﷲﺍﻛﺑﺮKemudian membaca alfatihah dan
surat iqtarobat kemudian menyempurnakan hingga selesai.
|
Hambali
|
Membaca doa iftitah, membaca takbir 6 kali, yang diantara 2 takbir itu
membaca:
ﺍﷲﺍﻜﺑﺮﻜﺑﻴﺮﺍﻮﺍﻟﺤﻤﺪﷲﻜﺛﻴﺮﺍﻮﺴﺑﺤﺎﻦﺍﷲﺑﻜﺮﺓﺃﺻﻴﻼﻮﺻﻠﻰﺍﷲﻋﻠﻰﻣﺤﻣﺩﻮﺍﻠﻪﻮﺴﻠﻢﺘﺴﻠﻴﻣﺎ
kemudian membacaﺍﻋﻮﺫﺑﺎﺍﷲﻤﻦﺍﻟﺷﻴﻄﺎﻦﺍﻟﺮﺟﻴﻢ dan basmalah, lalu membaca
al-fatihah dan surat al-a’la. Rakaat kedua, membaca takbir 5 kali dan
tiap-tiap dua takbir diselingi dengan ucapan yang sama pada rakaat pertama.
Kemudian membaca alfatihah dan surat al-ghasyiyah, lalu ruku’ sampai selesai.
|
Maliki
|
Mengucapkan takbiratul ihram, takbir 6 kali, lalu membaca al-fatihah dan
surat al-a’la, ruku’, dan sujud. Bangkit Rakaat kedua sambil
membaca takbir, ditambah dengan 5 takbir sesudahnya, lalu membaca al-fatihah
dan surat as-syamsi kemudian shala hingga selesai.[2]
|
Hal-hal yang di sunnahkan dalam shalat ied
a. Membaca
takbir.
b. Mandi,
berhias, memakai pakaian yang paling bagus, dan memakai wangi-wangian.
c. Makan
sebelum shalat idul fitri, sedangkan untuk idul adha makannya sesudah pulang
dari shalat ied.
d. Berangkat
menuju ke tempat shalat ied dan pulangnya dengan jalan yang berbeda.
Hal-hal yang di sunnahkan pada waktu shalat ied
a. Dilaksanakan
secara berjamaah
b. Takbir
tujuh kali setelah membaca do’a iftitah sebelum membaca surat alfatihah pada
rakaat pertama. Pada rakaat kedua takbir lima rakaat sebelum membaca surat
al-fatihah selain dari takbir pada waktu berdiri.
c. Mengangkat
tangan setiap kali takbir
d. Membaca
tasbih di antara beberapa takbir
e. Membaca
surat Al-A’la setelah surat Al-fatihah pada rakaat pertama dan surat
Al-ghasyiyah.[3]
Hikmah : a)
memperoleh pengampunan dari segala dosa.
b) menjadikan diri kita bersih dari
dosa seperti bayi.
c) mendekatkandiri kepada allah
- ShalatIstiqa'.
shalatsunatygdikerjakanuntukmemohonhujankepada
Allah SWT.
Niatnya
:
UshallisunnatalIstisqaa-i
rak'ataini (imamam/makmumam) lillahita'aalaa
artinya
:
"Akuniatshalatistisqaa
2rakaat (imam/makmum)
karena
Allah"
Syarat-syaratmengerjakanaShalatIstisqa
:
a) 3harisblmnya
agar
ulamamemerintahkanumatnyabertaobatdgnberpusa&meninggalkansegalakedzalimansertamenganjurkanberamalshaleh.
Sebabmenumpuknyadosaitumengakibatkanhilangnyarejeki&datangnyamurka Allah.
"Apabila kami hendak
membinasakan suatu negeri, maka lbh dulu kami perbanyak orang-orang yg fasik,
sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kami robohkan (hancurkan) negeri
mereka sehancur-hancurnya" (Q.S.Al Isra:16).
b) Pada hari ke4 semua penduduk termasuk yg lemah dianjurkan
pergi kelapangan dgn pakaian sederana&tanpa wangi-wangian utk shalat
Istisqa'.
c) Usaishalatdiadakankhutbah 2kali.
Pdkhutbahpertamahendaknyabacaistigfar 9x danpdkhutbahkedua 7x. Pelaksanaankhutbahistisqaberbedadgnkhutbahlainnya,
yaitu
1. Khatibdisunatkanmemakaiselendang.
2. Isi khutbahmenganjurkanbykberistigfar,berkeyakinanbhw Allah
SWT akanmengabulkanpermintaanmereka.
3. Saatberdo'ahendaknyamengangkattangansetinggi-tingginya.
4. Saat berdo'a pd khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap
kiblat membelakangi makmumnya.
niatshalatsesuaidengansholatmana
yang akankita kerjakan.
Hikmah: dapat menurunkan hujan
disaat terjadi kemarau panjang.
- Shalat Dua Gerhana
Shalat dua gerhana (shalat
khusu fain) adalah shalat sunat yang dilakukan karena terjadi
gerhana bulan ataupun gerhana matahari.hukum melaksanakan kedua shalat gerhana
tersebut adalah sunah muakad.Waktu Pelaksanaan gerhana matahari adalah sejak
awal terjadinya gerhana sampai selesai atau tertutupnya matahari .
Adapun waktu pelaksanaan
shalat gerhana bulan adalah sejak awal terjadinya gerhana bulan sampai akhir
atau tertutupnya bulan tersebut.
Cara mengerjakan kedua shalat gerhana tersebut sama.Yang membedakan adalah niat.Shalat gerhana di laksanakan dengan cara sebagai berikut:
Cara mengerjakan kedua shalat gerhana tersebut sama.Yang membedakan adalah niat.Shalat gerhana di laksanakan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengerjakan shalat sebanyak 2 rakaat,boleh dilakukan
sendiri-sendiri , tetapi lebih utama dikerjakan secara berjamaah.
2. Berniat melakukan shalat sunat gerhana (matahari atau
bulan)
3. Membaca do’a iftitah(pembukaan).
4. Membaca surah alfatihah dan ayat al-quran dari surah yang
panjang, seperti surah albaqarah atau surah lain yang hampir sama panjangnya
dengan surah tersebut. Namun, jika dibaca surah yang pendek, shalat ini pun
sah.
5. Rukuk dengan waktu yang hampir menyamai waktu berdiri.
6. Berdiri dan membaca surah al-fatihah, diikuti dengan
membaca surah yang lebih pendek dari surah yang pertama.
7. Ruku dengan waktu menyamai waktu berdiri
8. Itidal
9. Sujud
10. Duduk diantara 2 sujud
11. Sujud
12. Kembali berdiri untuk melakukan rakaat kedua yang caranya
sama dengan rakaat yang pertama, hanya rakaat kedua lebih pendek dari rakaat
yang pertama.
13. Membaca tasyahud dan shalawat nabi
14. Salam
Adapun bacaan
takbir,al-fatihah,surah,dan salam dalam shalat gerhana bulan dinyaringkan
sedangkan dalam shalat gerhana matahari tidak dinyaringkan. Lafadz niat
shalat gerhana :
Ushalli sunnatal khusuufi
rak'ataini lillahita'aalaa
artinya
: "Akuniatshalatgerhanabulan 2 rakaat karena Allah"
Hikmah
: kita dapat mendekatkan diri kepada allah, dan merupakan perwujutan rasa kagum
kita akan fenomena yang langkah ciptaan ALLAH SWT.
- Shalat tarawih
Shalat sunnah tarawih adalah shalat
sunnah yang dikerjakan pada malam hari, pada bulan ramadhan. Waktunya setelah
melaksanakan shalat isya’ sampai menjelang subuh.
Bilangan rakaat shalat tarawih
Madzhab
|
Bilangan
|
Alasan
|
Syafi’I
|
20
|
Berdasarkan yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khatab dalam rangka
mensyiarkan malam ramadhan
|
Hanafi
|
20
|
|
Hambali
|
20
|
|
Maliki
|
39
|
Melihat penduduk Madinah melakukan shalat tarawih 39 rakaat disertai
shalat witir
|
hadits Aisyah
|
11
|
melihat Nabi melakukan shalat malam pada bulan ramadhan maupun selain
ramadhan hanya sebanyak 11 rakaat
|
Perbedaan pendapat tentang hal ini
tidak perlu menjadi bahan pertentangan karena tarawih itu merupakan bagian dari
shalat malam yang jumlah rakaatnya tidak terbatas. Semua itu untuk menghidupkan
malam ramadhan yang banyak berkahnya. Jika shalat tarawih dilaksanakan empat
rakaat maka tidak diselingi dengan tasyahud awal.[4]
Hikmah : a).
Menambah amalah dibulan ramadlan
b) Mendekatkan diri kepada allah
- Shalat witir
Shalat witir adalah shalat sunnah
yang dilaksanakan pada malam hari setelah shalat isya’ hingga terbitnya fajar
dengan jumlah rakaat yang ganjil, paling sedikit satu rakaat dan paling banyak
sebelas rakaat. Dan Shalat witir sebagai penutup dari seluruh shalat malam.
Para ulama sepakat bahwa waktu
shalat sunnah witir itu adalah sesudah shalat isya’ dan terus berlangsung
sampai tiba fajar.[5] Sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Mas’ud al-Anshari r.a berkata:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلّم
يوتر اوّل الليل اوسطه وأخره. رواه احمد بسند صحيحٍ
Artinya: “Rasulullah saw. itu
mengerjakan shalat witir pada awal malam. Kadang-kadang pula dipertengahan
malam dan kadang-kadang pula pada penghabisan malam itu.” (HR Ahmad dengan
sanad yang shahih)”
Dan disunnahkan menyegerakan shalat
witir pada permulaan malam bagi seseorang yang khawatir tidak akan bangun pada
akhir malam. Akan tetapi, bagi seorang yang mampu bangun pada akhir malam, maka
disunnahkan mengerjakan witir itu di akhir malam.[6]
Tidak ada dua kali witir dalam
semalam. Seseorang yang telah mengerjakan shalat witir, lalu ingin shalat
sunnah lagi, keadaan seperti ini boleh dilakukan. Akan tetapi, jangan
mengulangi lagi shalat witir untuk kedua kalinya. Hal ini berdasarkan riwayat
Abu Daud, Nasa’I, dan Tirmidzi yang menganggapnya hasan, Ali. r.a berkata:
سمعت رسول الله صلّى الله عليه وسلّم
يقول: لاوتران فى ليلةٍ صلاةُ الوِتْرِ وَاجِبَةٌ عِنْدَ أبِى حَنِيْفَةَ
وَسُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ عِنْدَ غَيْرِهِ
Sholat witir menurut Syafi'i,
Hambali dan Maliki hukumnya adalah sunnah muakkadah
sementara menurut Hanafi hukumnya wajib.
Cara pelaksanaan shalat witir[7]
a. Tiap-tiap
dua rakaat salam dan yang terakhir boleh satu atau tiga rakaat salam.
b. Shalat
witir dilaksanakan tiga rakaat maka tidak usah membaca tasyahud awal
Madzhab
|
Jumlah
|
Keterangan
|
Maliki
|
3 rakaat
|
dipisah dengan satu salam
|
Hanafi
|
3 rakaat
|
Tanpa dipisah dengan salam
|
Syafi’i
|
1 rakaat
|
-
|
Hikmah : a). Menambah amalah dibulan ramadlan
b). Mendekatkan diri kepada allah
C.
Pengertian Sholat
Sunnah Munfarid Dan Macam-macamnya
Shalat sunnat munfarid adalah shalat sunnat yang dikerjakan
secara sendirian. Macam-macam shalatsunnah yang dilakukansecara sendirian sebagai
berikut :
- Shalat sunnah rawatib
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang
menyertai shalat fardhu baik dikerjakan sebelum shalat fardhu ataupun
sesudahnya. Yang sering disebut shalat qobliyah (sebelum), shalat ba’diyah
(sesudah).[8]
Dari beberapa macam sholat sunnah qobliyah dan ba’diyah yang ada, ada beberapa
yang termasuk dalam sholat sunnah rawatib muakkad, yaitu sholat rawatib yang
dianjurkan oleh Rasulullah saw. Adapun yang termasuk shalat sunnah rawatib
muakkad menurut kesepakatan semua ulama adalah yang memiliki ketentuan sebagi
berikut:
RAWATIB MUAKKAD
|
RAWATIB GHOIRU MUAKKAD
|
2 rakaat sebelum subuh
|
2 rakaat (yg lain) sebelum duhur
|
2 rakaat sbelum duhur
|
2 rakaat (yg lain) sesudah duhur
|
2 rakaat sesudah duhur
|
4 rakaat sebelum asar
|
2 rakaat sesudah maghrib
|
2 rakaat sebelum maghrib
|
2 rakaat sesudah isya
|
2 rakaat sebelum isya
|
Kemudian Keutamaan-keutamaan shalat
sunnah rawatib muakkad sebagai berikut adalah:
1. Keutamaan
shalat sunnah sebelum subuh dijelaskan oleh hadits sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا
عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : رَكْعَتَا الْفَجْرِ
خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَاوَمَافِيْهَا )رواه المسلم(
Artinya: Dari Aisyah r.a. dari Nabi SAW. Beliau telah
bersabda, ”dua rakaat sebelum fajar itu lebih baik daripada dunia dan
segala isinya.” (HR. Muslim)
2. Keutamaan
shalat sunnah dzuhur baik qabliyah maupun ba’diyah dan shalat sunnah sesudah
shalat maghrib dan sesudah isya’ dijelaskan dalam hadits, yang artinya sebagai
berikut:
عَنْ اُمِّ حَبِيْبَةَ رَضِىَ اللهُ
عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ
صَلَّى فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ اِثْنَى عَشَرَةَ رَكْعَةً بَنَى بَيْتٌ فِى
الْجَنَّةِ : اَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا,
وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ
وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ )رواه الترمذى(
Artinya: “siapa yang shalat sehari semalam dua
belas rakaat, maka dibangunlah bagimya sebuah rumah di surga, yaitu 4 rakaat
sebelum dzuhur, 2 rakaat sesudah dzuhur, 2 rakaat sesudah maghrib, 2 rakaat
sesudah isya’ dan 2 rakaat sebelum subuh.” (HR. Turmudzi).[9]
- Shalat Tahajjud
Sholat
sunnah tahajut adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam hari
setelah bangun tidur karena arti tahajut adalah bangun pada malam hari.
Waktu melaksanakan sholat tahajut adalah:
§ Sangat utama : 1/3 malam pertama ( Ba’da Isya – 22.00 )
§ Lebih utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )
§ Paling utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 – Subuh )[10]
BersabdaNabi Muhammad SAW : “Seutama-utama
shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” ( HR.
Muslim ). Tentang keutamaan shalat Tahajud tersebut, Rasulullah SAW suatu hari
bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya,
dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam
kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun keutamaan melaksanakan sholat
tahajjud, ialah :
ü Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
ü Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
ü Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai olehsemua manusia.
ü Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
ü Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
ü Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
ü Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
ü Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan
sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
ü Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.
- Shalat Istikharah
Shalat
Istikharah ialah shalat sunnah untuk memohon kepada allah ketentuan pilihan
yang lebih baik diantara dua hal yang belum dapat ditentukan baik atau
buruknya.Terdiri dari dua rakaat.
Shalat istikharah dan dhalat hajjat waktunya lebih
utama dikerjakan seperti melakukan shalat tahajjud yakni dimalam hari.
Setelah
shalat, membaca do’a istikharah:
“allahhumma
innii astakhiiruka bi’ilmika waastaqdiruka biqudratika wa as’aluka min fadhlika
‘aziim fa innaka taqdiru walaa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta
‘allamul-ghuyuub allahumma in kunta ta’lamu ana haadzal amra khairu lii fii
diinii wa ma’aasyi wa’aaqibatu amrii faqdirhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik
lii fiihii wa in kunta ta’lamuanna haadzaa syarrul lii fii diinii wa ma’aasyi
wa’aaaqibati amrii fashrifu ‘annnii fashrifnii ‘anhu waqdir liyakhaira haitsu
kaana tsumma”
Himah:
1) dapat diberi petunjuk untuk memecahkan persoalan
2) Sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
3) Meningkatkan iman
- Shalat sunnah hajat
Shalat sunnah hajat adalah shalat yang dilakukan
dengan tujuan karena mempunyai hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Allah
swt. Jumlah rakaatnya minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Waktu shalat
hajat adalah bebas dilakukan kapan saja tapi dianjurkan ketika malam hari
bersamaan dengan shalat tahajut
Ø Adapun
bacaan surat dalam shalat : a)
al-kafiruun 10x
b)
al-ikhlash 10x
Selesai salam , langsung sujud syukur
sambil membaca:
- tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan hauqalah (10x)
- sholawat (10x)
- do’a sapu jagat (10x)
- menyebutkan hajat yang ingin dikabulkan
Hikmah
: Mempercepat Terkabulnya hajat atau permohonan.
- Shalat Dhuha
Shalat dhuha adalah shalat yang
dikerjakan pada waktu dhuha, yakni ketika matahari sudah naik, yaitu kira-kira
setinggi tombak sampai matahari tergelincir yaitu menjelang waktu
dhuhur. Hukum mengerjakan shalat dhuha adalah sunnah. Shalat dhuha memiliki
keutamaan yang besar bagi pelakunya sehingga rasulullah menganjurkan para
sahabat dan seluruh kaum muslim untuk melaksanakannya.
Bilangan rakaat shalat dhuha.
Shalat dhuha dikerjakan sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya
sebelas rakaat.
Tata Cara Shalat Dhuha
Tata cara shalat dhuha sama dengan
shalat lainnya. Hanya saja pada rakaat pertama dianjurkan membaca surat
Al-fatihah kemudian surat Asy-Syams sedangkan rakaat surat Al-fatihah lalu
surat ad-dhuha. Jika belum hafal boleh menggunakan surat apa saja.[11]
Hikmah
: 1. Diampuni kesalahan dan dosanya 2. Dilapangkan Usaha dan rezekinya.
- Sholat sunnah wudhu
sholat sunnah wudhu adalah sholat yang dikerjakan
setelah berwudhu. Sekarang perhatikan Hadist-Hadist yang menerangkan
fadhilah atau keutamaan-keutamaan Shalat Sunnat Wudhu :
Ø Hadist
dari Abu Hurairah ra yang mengatakan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
pernah bertanya kepada Bilal sesudah Shalat Subuh : “ Hai Bilal,
ceritakanlah kepadaku amal yang engkau kerjakan dalam Islam yang penuh dengan
pengharapan (yang engkau harapkan cepat terkabulnya). Karena aku mendengar
suara sandalmu ( trompah ) diantara hadapanku didalam Sorga ( ketika aku bermimpi
).” Bilal menjawab : “ Tidak ada satupun amalan yang
sangat penuh pengharapan, kecuali setiap selesai berwudhu ( bersuci ) baik
dimalam atau disiang hari, aku melakukan Shalat Sunnat Wudhu, sesuatu yang
memang telah ditentukan untukku supaya aku mengerjakan Shalat itu.” (
HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim )
Ø Sesungguhnya
Rosulullah SAW sendiri sehubungan dengan keutamaan (fadhilah) dari Shalat
Sunnat Wudhu beliau telah bersabda :
“Barang siapa yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya dengan bershalat dua raka’at dengan sepenuh hati dan wajahnya, maka diwajibkan baginya masuk Sorga.
“Barang siapa yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya dengan bershalat dua raka’at dengan sepenuh hati dan wajahnya, maka diwajibkan baginya masuk Sorga.
- Shalat sunnahTasbih
Shalat sunnah tasbih adalah shalat sunnah yang
sebagaimana dianjurkan oleh rasulullah saw kepada mamaknya sayyidina abbas bin
abdul munthallib.Shalat tasbih ini dianjurkan diamalkan, kalau tidak bisa tiap
malam, dapat dilakukan tiap minggu sekali, jika tidak bisa dapat dilakukan satu
bulan sekali, jika tetap tidak bisa dilakukan setahun sekali, setidak – tidakya
seumur hidup sekali.
Ø
Jika dikerjakan siang hari
dilaksanakan 4 rakaat sekali salam
Ø
Jika dikerjakan di malam hari 4
rakaat 2 kali salam
Adapun surat yang dibaca: 1) at-takatsur. 2) al-‘ashr. 3) al-kaafirun.
4) al-ikhlash.
Bacaan
tasbich :“subchanallahi, walchamdulillahi, wa la-ilaahaillaallahi,
waallahu akbaru, wa laa chaula walaa quwwata illa billahi”
Membaca
tasbih dilakukan setelah selesai:
1. Membaca
surat
:15 kali
2. Rukuk
:10 kali
3. I’tidal
:10 kali
4. Sujud
pertama
:10 kali
5. Duduk
diantara dua sujud :10 kali
6. Sujud
kedua
:10 kali +
Jumlah
tasbich 75x4
:300 kali
Hikmah
: 1) memuji dan mengagungkan Allah SWT
2) memantapkan Iman dan Taqwa
- Shalat sunnah at-taubah
Shalat sunnah at-taubah adalah shalat sunnah yang
dilaksanakan untuk memohon pengampunan atas dosa yang telah dilakukan. Waktu melaksanakan shalat at-taubah
adalah ketika seseorang telah menyadadari dosa yang telah diperbuat dan ia
telah menyesalinya dalam hati, maka ia diwajibkan bersegera shalat
at-taubah.Jumlah rakaatnya minimal 2 rakaat dan maksimal 6 rakaat.
Setelah shalat sunnah at-taubah dianjurkan
membaca istighfar sebanyak – banyaknya.
Hikmah:
dapat di hapuskan seluruh dosa – dosan
- Shalat Tahiyatul Masjid
Tahiyatul masjid berarti
penghormatan masjid, shalat tahiyatul masjid berarti shalat yang dikerjakan
untuk menghormati masjid. Masjid adalah tempat manusia bersemabah sujud kepada
Allah, semua kegiatan di masjid menggunakan nama Allah oleh karena itu masjid
disebut Baitullah. Demikian mulianya sehingga islam mensyariatkan shalat
tahiyatul masjid, Rasulullah bersabda:
ﺇﺬﺍ ﺟﺎﺀ ﺍﺤﺪﻜﻢ ﺍﻠﻤﺴﺟﺪ ﻓﻠﻴﺻﻞ ﺴﺟﺪﺗﻳﻥ ﻣﻥ ﻗﺑﻞ ﺍﻥ ﻴﺟﻟﺱ. ﺭﻮﺍﻩﺃﺑﻮ ﺪﺍﻮﺪ
Artinya: “Apabila salah seorang
diantara kamu masuk masjid, hendaklah ia shalat dua rakaat sebelum duduk. “(HR.Abu
Dawud dari Abi Qatadah : 395)
Melakukan sholat tahiyatul masjid
saat setelah masuk masjid dan belum sampai duduk. Dilakukan sendiri-sendiri
tidak berjama’ah, sebagaimana berikut akan dijelaskan bagaimana tata cara dalam
melakukan shalat tahiyatul masjid.
Tata cara pelaksanaan shalat tahiyatul masjid adalah
sebagai berikut :
1. Jumlah
rakaatnya hanya 2 rakaat.
2. Dilaksanakan
secara munfarid (sendirian).
3. Syarat
sah shalat tahiyatul masjid sama dengan shalat yang lain, ditambah satu lagi
yakni dilakukan di masjid. Tidak sah jika dilakukan diluar masjid.
4. Waktunya
setiap saat memasuki masjid, baik untuk melaksanakan shalat fardu maupun ketika akan
beri’tikaf.
5. Bacaan-bacaan
shalat tahiyatul masjid sama dengan shalat yang lain, hanya niatnya saja yang
berbeda.[12]
6. Urutannya
secara garis besarnya :
a. Berniat
shalat Tahiyatul Masjid, contoh lafadznya :
أُصَلِّي
سُنَّةً تَحِيَّةَ الْمَسْجِدِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالى
Artinya: “Saya berniat
shalat tahiyat masjid dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
b. Takbiratul
ihram
c. Shalat
dua rakaat seperti biasa.
d. Salam.
Tujuan dari pelaksanaan shalat dua
rakaat ini adalah untuk menghormati masjid. Karena masjid memiliki kehormatan
dan kedudukan mulia yang harus dijaga oleh orang yang memasukinya. Yaitu dengan
tidak duduk sehingga melaksanakan shalat tahiyatul masjid ini. Karena
pentingnya shalat ini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tetap
memerintahkan seorang sahabatnya – Sulaik al-Ghaathafani – yang langsung duduk
shalat memasuki masjid untuk mendengarkan khutbah dari lisannya. Ya, Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam tidak membiarkannya duduk walaupun untuk mendengarkan
khutbah dari lisannya, maka selayaknya kita memperhatikan shalat ini.
Jumhur ulama berpendapat : hukum shalat dua rakaat sebelum
masuk masjid adalah mandub (sunnah) dan tidak wajib.[13]
HiKmah : Imam
Nawawi rahimahullaah berkata, “Sebagian mereka (ulama)mengungkapkannya
dengan Tahiyyah Rabbil Masjid (menghormati RabbTuhan yang disembah
dalam- masjid), karena maksud dari shalat tersebut sebagai
kegiatan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, bukan kepada
masjidnya, karena orang yang memasuki rumah raja, ia akan menghormat kepada
raja bukan kepada rumahnya.” (Lihat: Hasyiyah Ibnu Qasim: 2/252)
10. Shalat
sunnah muthlaq
Shalat sunnah muthlaq adalah shalat sunnah yang boleh
dikerjakan pada waktu kapan saja, shalat muthlaq yakni shalat sunnah yang tak
bersebab
Ø
Waktu yang dilarang melaksanakan
Shalat muthlaq
1. Waktu
matahari sedang terbit, hingga naik setombak/lembing
2. Ketika
matahari sedang tepat dipuncak ketinggian hingga tergarincirnya. Kecuali pada
hari jum’at ketika orang masuk masjid untuk mengerjakan shalat tahiyyatul
masjid
3. Sesudah
shalat ashar hingga terbenamnya matahari
4. Sesudah
shalat subuh hingga terbitnya matahari agak tinggi
5. Ketika
mata hari akan tenggelam hingga tenggelamnya
Shalat sunnah ini tidah terbatas jumlah rakaatnya,
berapa saja yang kita sanggup kita boleh lakukan, dan dilaksanakan tiap – tiap
2 rakaat satu salam
Hikmah
: 1) Sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah
2) Meningkatkan iman
3) ditiggikan derajatnya
11. Shalat
sunnah awwabin
Shalat sunnah awwabin yaitu shalat sunnah sunnah ba’dal
maghrib, Jumlah rakaatnya minimal 2 rakaat
dan maksimal 6 rakaat. Adapun bacaan suratnya:
a) al-falaq dan an-nas
b) sesuka hati
c) al-kafirun dan al-ikhlas
Hikmah
: a) sarana mendekatkan diri kepada
allah
b) Meningkatkan iman
c) Ditinggikan derajatnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diantara banyak macam sholat sunnah yang pernah
dilakukan oleh Rasulullah saw. ada sholat-sholat sunnah yang tergolong pada
yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan, ada pula yang dilaksanakan berjamaah
ataupun secara munfarid. Namun tetap dilaksanakan oleh Rasulullah sebagai
tauladan bagi umat Islam sedunia. Dari semua sholat sunnah pada intinya atau
kesimpulannya Shalat sunnah dilakukan untuk menambah atau menutupi kekurangan –
kekurangan ibadah wajib.
B. Penutup
Demikian
makalah yang kami susun semoga apa yang kita rumuskan, kita pelajari mendapatkan
anugrah dan inayah dari Allah serta bermanfaat bagi kita semua. Dengan semangat
belajar yang tinggi pula insyaallah dapat menegakkan tiang agama dan
mendapatkan tempat yang mulia kelak di hari akhir amin ya robbal alamin.
Daftar Pustaka
ü Anjen
Dianawati, Kumpulan Sholat-Sholat Sunnah,Surabaya: Wahyu Media,
2010
ü Jawad.
Mughniyah, Fiqih Lima madzab (Jakarta: Penerbit Lentera, 2010)
ü Shalat Tarawih
Menurut Mazhab Empat, diakses
pada tanggal 7 April 2013 dari http://nuruddina.blogspot.com/2010/09/shalat-tarawih-menurut-mazhab-empat.html
ü Sayyid Sabiq, Fiqhus
Sunnah (Jakarta: Darul Fath, 2004)
ü Abdurrahman
Taufiq, Bidayatul Mujtahid (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006)
ü Amir Abyan, Pendidikan
Agama Islam Fikih (Semarang: Karya Toha Putra, 2008)
ü Abdul
Kadir Nuhuyanah, Pedoman& Tuntunan Sholat Lengkap,Jakarta:Gema
insani, 2002.
[1]Anjen
Dianawati, Kumpulan Sholat-Sholat Sunnah,Surabaya: Wahyu Media,
2010,hlm 5
[2]Jawad.
Mughniyah, Fiqih Lima madzab (Jakarta: Penerbit Lentera, 2010),
hal. 126-127.
[3]Amir Abyan, Op.Cit., hal. 115-116.
[4]Shalat Tarawih
Menurut Mazhab Empat, diakses pada tanggal 7 April 2013 dari http://nuruddina.blogspot.com/2010/09/shalat-tarawih-menurut-mazhab-empat.html
[5]Sayyid Sabiq, Fiqhus
Sunnah (Jakarta: Darul Fath, 2004), hal. 276.
[6]Ibid.,
hal. 277.
[7]Abdurrahman
Taufiq, Bidayatul Mujtahid (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2006), hal. 414.
[8]Amir Abyan, Pendidikan
Agama Islam Fikih (Semarang: Karya Toha Putra, 2008),
hal. 108.
[9]Amir Abyan. Op.Cit.,
hal, 109
[10]Abdul
Kadir Nuhuyanah, Pedoman& Tuntunan Sholat Lengkap,Jakarta:Gema
insani, 2002, Hlm 68
[11]Ibrahim, Op.Cit., hal. 130.
[12]Ibrahim
Darsono, Op.Cit., hal. 126.
[13]Abdurrahman, Op.Cit., hal. 430.